Sejarah Skotlandia

  Sejarah Skotlandia  Sebelum berakhirnya zaman es, Skotlandia adalah daerah yang tertutup es. Menurut sejarah, pemburu-pengumpul tiba di sana pada tahun 11,000 SM. Tempat tinggal permanen pertama di sana dibangun pada tahun 7,500 SM. Lalu, pertanian neolitikum muncul pada tahun 4,000 SM, buktinya berada di Skara Brae, yang berada di Kepulauan Orkney. Ada lagi bukti sejarah purbakala di sana, yaitu Batu Tegak Callanish, yang ada Western Isles (Kepulauan Barat). Pada zaman Romawi, sebuah tembok besar bernama Tembok Hadrian pada abad ke-2 yang merupakan batas utara Kekaisaran Romawi.  Pada abad ke-4, Kerajaan Pictish mulai berdiri, lalu pada abad ke-6, proses kristenisasi Skotlandia dimulai oleh seorang misionaris bernama Santo Columba, yang membangun gereja di Pulau Iona. Pada abad ke-8, datanglah bangsa Viking ke kepulauan Orkney, Shetland dan Western Isles. Lalu kerajaan Pictish berganti nama pada abad ke-9, menjadi Kerajaan Alba. Pada abad ke-12, raja-raja Alba menganeksasi sebuah wilayah yang dihuni oleh Bangsa Viking (Caithness). Pada akhir abad ke 13, kerajaan Inggris mulai menjajah Skotlandia, lalu terjadi Perang Kemerdekaan, lalu kemerdekaan de facto dideklarasikan pada tanggal 24 Juni 1314, lalu Kerajaan Alba menang perang pada tahun 1328. Tak lama kemudian, perang kemerdekaan terjadi kembali,


Sebelum berakhirnya zaman es, Skotlandia adalah daerah yang tertutup es. Menurut sejarah, pemburu-pengumpul tiba di sana pada tahun 11,000 SM. Tempat tinggal permanen pertama di sana dibangun pada tahun 7,500 SM. Lalu, pertanian neolitikum muncul pada tahun 4,000 SM, buktinya berada di Skara Brae, yang berada di Kepulauan Orkney. Ada lagi bukti sejarah purbakala di sana, yaitu Batu Tegak Callanish, yang ada Western Isles (Kepulauan Barat). Pada zaman Romawi, sebuah tembok besar bernama Tembok Hadrian pada abad ke-2 yang merupakan batas utara Kekaisaran Romawi.

Pada abad ke-4, Kerajaan Pictish mulai berdiri, lalu pada abad ke-6, proses kristenisasi Skotlandia dimulai oleh seorang misionaris bernama Santo Columba, yang membangun gereja di Pulau Iona. Pada abad ke-8, datanglah bangsa Viking ke kepulauan Orkney, Shetland dan Western Isles. Lalu kerajaan Pictish berganti nama pada abad ke-9, menjadi Kerajaan Alba. Pada abad ke-12, raja-raja Alba menganeksasi sebuah wilayah yang dihuni oleh Bangsa Viking (Caithness). Pada akhir abad ke 13, kerajaan Inggris mulai menjajah Skotlandia, lalu terjadi Perang Kemerdekaan, lalu kemerdekaan de facto dideklarasikan pada tanggal 24 Juni 1314, lalu Kerajaan Alba menang perang pada tahun 1328. Tak lama kemudian, perang kemerdekaan terjadi kembali, lalu berakhir pada tahun 1357. Pada tahun 1559, John Knox kembali ke Skotlandia dari pengasingan di Jenewa untuk mereformasi kondisi masyarakat di negerinya. Lalu pada bulan Agustus 1560, Parlemen Skotlandia menyatakan bahwa agama resmi kerajaan adalah Kekristenan Protestan.

Pada tahun 1603, Kerajaan Alba dijadikan protektorat (jajahan) kerajaan Inggris dibawah Raja James, tak lama kemudian, orang Skotlandia banyak yang merantau ke Irlandia Utara (jajahan baru Inggris). Pada tanggal 22 Juli 1706, parlemen Skotlandia dibubarkan, lalu pada tanggal 1 Mei 1707, Skotlandia dinyatakan secara resmi sebagai bagian dari Inggris, dan kerajaan Inggris berubah menjadi United Kingdom.

Pada tahun 1715 dan 1745, terjadi pemberontakan oleh Kaum Jacobite (penentang reformasiProtestan). Tak lama kemudian, terjadilah fase pertama Pembersihan Dataran Tinggi, karena pemerintah United Kingdom ingin menggunakan tanah milik warga di dataran tinggi Skotlandia menjadi peternakan sapi/domba, oleh karena itu tetapi sebenarnya itu adalah asimilasi paksa orang dataran tinggi Skotlandia untuk menjadi orang Inggris, oleh karena itu banyak diantara mereka yang merantau ke Inggris dan Wales, tetapi pada fase pertama, jarang diantara mereka yang merantau ke Amerika Utara. Pada tanggal 1 Agustus 1746, pemerintah United Kingdom menyetujui undang undang larangan tartan dan kilt (pakaian tradisional orang Skotlandia), lalu undang-undang tersebut dicabut pada tanggal 1 Juli 1782. Pada tahun 1786, David Dale mendirikan pabrik kapas di Kota  Lanark, dan itulah yang menjadi cikal bakal adanya industri di sana.

Pada pertengahan abad ke-19, Pembersihan Dataran Tinggi terjadi untuk kedua kalinya, karena pemerintah United Kingdom ingin menggunakan tanah milik warga di dataran tinggi Skotlandia menjadi peternakan sapi/domba. Pada waktu itu, warga dataran tinggi banyak yang merantau ke Kanada, Amerika Serikat, Australia atau Selandia Baru, tetapi pada fase kedua, jarang diantara mereka yang merantau ke Inggris, Wales atau Irlandia. Pada perang dunia pertama, 500,000 warga Skotlandia dikirim untuk berperang, diantara mereka, 150,000 orang tewas dan 150,000 orang terluka. Pada tahun 1989, diberlakukan Poll Tax (Pajak Perseorangan) di Skotlandia, lalu pada tahun 1990, pajak tersebut juga diberlakukan ke Inggris dan Wales. Pada tahun 1997, diadakan referendum parlemen otonomi, satu tahun kemudian, Undang-undang Otonomi 1998 disahkan, lalu parlemen Skotlandia kembali didirikan pada tanggal 12 Mei 1999. Pada tanggal 18 September 2014, diadakan referendum kemerdekaan Skotlandia, tetapi 55% warganya tidak setuju.

  Sejarah Skotlandia  Sebelum berakhirnya zaman es, Skotlandia adalah daerah yang tertutup es. Menurut sejarah, pemburu-pengumpul tiba di sana pada tahun 11,000 SM. Tempat tinggal permanen pertama di sana dibangun pada tahun 7,500 SM. Lalu, pertanian neolitikum muncul pada tahun 4,000 SM, buktinya berada di Skara Brae, yang berada di Kepulauan Orkney. Ada lagi bukti sejarah purbakala di sana, yaitu Batu Tegak Callanish, yang ada Western Isles (Kepulauan Barat). Pada zaman Romawi, sebuah tembok besar bernama Tembok Hadrian pada abad ke-2 yang merupakan batas utara Kekaisaran Romawi.  Pada abad ke-4, Kerajaan Pictish mulai berdiri, lalu pada abad ke-6, proses kristenisasi Skotlandia dimulai oleh seorang misionaris bernama Santo Columba, yang membangun gereja di Pulau Iona. Pada abad ke-8, datanglah bangsa Viking ke kepulauan Orkney, Shetland dan Western Isles. Lalu kerajaan Pictish berganti nama pada abad ke-9, menjadi Kerajaan Alba. Pada abad ke-12, raja-raja Alba menganeksasi sebuah wilayah yang dihuni oleh Bangsa Viking (Caithness). Pada akhir abad ke 13, kerajaan Inggris mulai menjajah Skotlandia, lalu terjadi Perang Kemerdekaan, lalu kemerdekaan de facto dideklarasikan pada tanggal 24 Juni 1314, lalu Kerajaan Alba menang perang pada tahun 1328. Tak lama kemudian, perang kemerdekaan terjadi kembali,


Pemberontaakan Kaum Yakobit Skotlandia


Pada awal abad ke-18, kesengsaraan orang Skotlandia mendorong klaim keluarga Stuart atas takhta Inggris, memicu pecahnya dua pemberontakan orang Skotlandia. Ketika Raja James II wafat pada 1688, keluarga Stuart kehilangan cengkraman atas takhta Inggris. Penduduk pegunungan Skotlandia menginginkan seorang Raja Skotlandia. Sementara itu, orang Inggris dengan sengaja berusaha menghancurkan sistem klan penduduk pegunungan, menuntut para laird (kepala klan) untuk berada jauh dari rumah mereka di Edinburg atau London. Akibatnya, para laird memerlukan lebih banyak uang sehingga mereka menaikkan sewa dan mulai mengusir penduduk. Ikatan kekeluargaan di berbagai klan hancur, dan anggota klan menjadi penyewa, tanpa hak sebagai anggota klan. Di Inggris, Ratu Anne wafat pada 1714. Sepupunya, George dari Hanover (Jerman) menjadi raja baru. George adalah buyut James I dari Inggris yang Protestan, tetapi ia orang asing.

Beberapa pihak merasa James Stuart yang berdarah Skotlandia memiliki hak lebih besar. Ia bukan hanya anggota keluarga Stuart, tetapi juga seorang Katolik. Selain itu, banyak orang Skotlandia tidak senang karena negeri mereka disatukan dengan Inggris untuk membentuk United Kingdom (Kerajaan Bersatu) pada 1707. Kaum Yakobit menyerbu Inggris pada 1715, tetapi dikalahkan di Preston, Lancashire. Kaum Yakobit mendukung James Stuart. Mereka merencanakan pemberontakan di Inggris dari Skotlandia, tetapi gagal. James Stuart kembali dari Prancis, tetapi terlambat: 26 prajurit dihukum mati dan 700 lainnya dikirim ke Hindia Barat sebagai hukuman. Pada 1745, terjadi pemberontakan lainnya. Anak James, Charles Edward Stuart, yang dikenal sebagai “Bonnie Prince Charlie”, secara diam-diam mendarat di barat-laut Skotlandia dan memimpin pemberontakan ’45. Setelah menaklukkan Skotlandia, tentaranya menyerbu Inggris. Mereka mencapai Derby, tetapi tidak dapat bergerak lebih ke selatan. Pada 1746, kaum Yakobit dikalahkan dalam pertempuran di Culledon. Bonnie Prince Charlie melarikan diri, kembali ke Prancis dengan menyamar. Inggris menguasai Dataran Tinggi, dan pembalasan mereka secara kejam. Para laird Dataran Tinggi dihukum mati dan anggota klan dilarang mengenakan kilt (rok Skotlandia) maupun memainkan bagpipes (alat musik tradisional Skotlandia). Selama bertahun-tahun, tanah klan secara paksa dikosongkan dari penghuni untuk dijadikan lahan merumput bagi kawanan domba, guna memperoleh uang dengan memasok wol ke Inggris. Anggota klan dikirim untuk tinggal di sejumlah kota, Ulster atau wilayah koloni.

Comments

Silahkan tambahkan komentar Anda