Program penguatan militer Korea Utara dianggap banyak pihak mengorbankan kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyatnya yang dilansir banyak hidup susah. Selain sumber daya yang terbatas, Korea Utara juga terkena embargo dunia internasional di berbagai bidang menyangkut kebijakan program senjata nuklirnya. Di antara peristiwa yang terkenal adalah banjir besar yang melanda Korea Utara di pertengahan tahun 1990 an yang merusak lahan pertanian sehingga menimbulkan wabah kelaparan yang menewaskan 1 juta penduduknya, disertai dengan banyaknya penduduk yang menyebrang ke perbatasan Cina disertai cerita-cerita kelaparan, pelanggaran hak asasi manusia, dan penindasan lawan-lawan politik, dimana semua hal tersebut disangkal oleh pemerintah Korea Utara. Pemerintah Korea Utara menuduh Amerika dan barat lah yang mengakibatkan permasalahan yang dialami negaranya. Beberapa program bantuan makanan terbentuk antara Korea Utara dan dunia internasional dengan syarat penghentian program nuklirnya, akan tetapi seringkali pula perjanjian tersebut dibatalkan diantaranya sebagai reaksi terhadap sikap Amerika Serikat dalam memperlakukan negaranya. Korea Utara juga dekat dengan Rusia dan China, dan Kim Jong Il sendiri sering mengadakan kunjungan ke kedua negara tersebut, termasuk sebelum kematiannya beberapa hari lalu.
Kim Jong Il, yang diberi gelar “The Dear Leader” (Pemimpin Yang Tercinta), sebagaimana sang ayah sekaligus bapak bangsa Kim Il Sung yang diberi gelar “The Eternal President” (Presiden Abadi), juga meninggal akibat serangan jantung pada 17 Desember 2011 dalam perjalanan menggunakan kereta (baca dan klik juga artikel rakyat Korea Utara menangisi kematian Kim Jong Il). Sebelum meninggal ia sudah menetapkan penggantinya, yakni anak lelaki paling bungsu, Kim Jong Un sejak bulan September 2010, barangkali seiring dengan kondisi kesehatannya yang tak kunjung baik akibat terkena serangan stroke di tahun 2008.
Kim Jong Un, sang pengganti Kim Jong Il sebenarnya tidak disiapkan dari awal sebagai pengganti. Saudara lelakinya yang tertua dari ibu yang berbeda, Kim Jung Nam, yang sebenarnya akan dijadikan sebagai penerus kepemimpinan. Akan tetapi ia tak lagi disukai ayahnya semenjak Kim Jung Nam diketahui pergi ke Jepang menggunakan paspor palsu untuk mengunjungi Disneyland di Tokyo. Kim Jong Un sang penerus kepemimpinan Korea Utara (lihat fotonya di bawah ini; sumber semua foto : dailymail.co.uk), masih berusia sangat muda yakni 28 tahun. Ia pernah bersekolah di Swiss dengan nama berbeda. Ia adalah pengagum pebasket Michael Jordan. Ia sendiri memang sudah diberi gelar “The Great Successor” (Penerus Yang Hebat) oleh partai buruh yang berkuasa, akan tetapi usianya yang sangat muda dan hanya baru sekitar 3 tahun “dilatih” untuk disiapkan sebagai pemimpin dianggap banyak pihak membuatnya masih belum siap dalam memimpin Korea Utara. Beberapa pengamat memprediksikan pamannya, Jang Song Thaek yang akan memerintah di balik layar sementara Kim Jong Un belajar. Kim Jong Un memberi penghormatan di depan jenazah ayahnya di istana
Kekhawatiran melanda sejumlah pihak tentang masa depan Korea Utara di bawah pemimpin yang baru, terutama kemungkinan pertunjukan kekuatan militer yang akan dilakukan pemimpin baru ini untuk meningkatkan pamornya di dalam negeri akan kemampuannya memimpin. Beberapa percobaan roket sudah dilontarkan di pantai timur Korea Utara mengarah ke laut (berita terakhir mengemukakan tujuannya untuk menunjukkan pada Amerika Serikat bahwa Korea Utara masih bisa mempertahankan dirinya). Selain itu, dikhawatirkan juga terjadi perebutan kekuasaan secara internal, termasuk kemungkinan pengambil-alihan kekuasaan oleh Jang Song Thaek, seorang jendral berpengaruh sekaligus suami dari saudara perempuan satu-satunya Kim Jong Il yakni Kim Kyong Hui.
Akan tetapi kekhawatiran perebutan kekuasaan dalam negeri menjadi redup setelah terdengar konfirmasi bahwa militer Korea Utara mendukung penuh Kim Jong Un, dan Kim Jong Un juga diputuskan untuk memerintah bersama-sama pamannya Jang Song Thaek (gambar kiri bawah), dan pastinya juga di bawah bimbingan bibinya Kim Kyong Hui (foto kanan bawah) yang sejak tahun lalu sudah diangkat menjadi jendral bintang empat bersama-sama Kim Jong Un. Kita lihat saja bagaimana akhirnya sejarah Korea Utara ini selanjutnya, setelah didirikan oleh Kim Il Sung, dan dilanjutkan Kim Jong Il, apakah akan tetap bisa bertahan dengan gaya kepemimpinan yang sama di bawah sang penerus Kim Jong Un bersama-sama dengan paman- bibinya Jang Song Thaek - Kim Kyong Hui.
http://horizonwatcher.blogdetik.com/2011/12/20/sejarah-koreautara-kepemimpinan-kim-il-sung-kim-jong-il-dan-penerusnya-kim-jong-un
Comments