Sejarah Klaten Jawa Tengah

 Sejarah Klaten Jawa Tengah           Desa Wisata ini adalah sebagai salah satu desa di Kabupaten Klaten yang memiliki banyak potensi wisata pedesaan yang cukup layak untuk dikunjungi dan dinikmati,tidak untuk mencari kekayaan semata,namun juga pesona wisata desanya. Sebagai obyek wisata alternatif Anda dapat menyaksikan kehidupan suasana alam pedesaan, obyek wisata yang menyejukkan dan wisatawan dapat menghayati pola kehidupan masyarakat ala pedesaan yang aman,tentram,damai,jauh dari segala kesibukan kota besar yang populatif,di sini wisatawan juga dapat mempelajari kondisi psiko sosial masyarakat Jawa yang sarat akan nilai-nilai luhur budaya Jawa,ramah tamah,gotong royong,saling menolong,ulet,sabar dan hidup harmonis dengan alam sekitarnya.  Wisatawan juga dapat menikmati kesenian yang dipentaskan oleh warga setempat,belajar mengolah tanah persawahan dan menanam tanaman,serta memancing yang sekarang merupakan aktifas yang makin langka dan jauh dari interest generasi muda sekarang akibat kuatnya arus perubahan sebagai dampak terpaan media massa.  Di Desa Wisata Jimbung Anda juga dapat mencoba belajar membajak yang merupakan salah satu aktifas dalam mengolah lahan persawahan sebelum ditanami bibit padi,alat pertanian untuk mengolah persawahan tersebut dengan menggunakan tenaga hewan (kerbau/sapi) yang nampaknya sudah jarang kita temukan

Desa Wisata ini adalah sebagai salah satu desa di Kabupaten Klaten yang memiliki banyak potensi wisata pedesaan yang cukup layak untuk dikunjungi dan dinikmati,tidak untuk mencari kekayaan semata,namun juga pesona wisata desanya. Sebagai obyek wisata alternatif Anda dapat menyaksikan kehidupan suasana alam pedesaan, obyek wisata yang menyejukkan dan wisatawan dapat menghayati pola kehidupan masyarakat ala pedesaan yang aman,tentram,damai,jauh dari segala kesibukan kota besar yang populatif,di sini wisatawan juga dapat mempelajari kondisi psiko sosial masyarakat Jawa yang sarat akan nilai-nilai luhur budaya Jawa,ramah tamah,gotong royong,saling menolong,ulet,sabar dan hidup harmonis dengan alam sekitarnya.


Wisatawan juga dapat menikmati kesenian yang dipentaskan oleh warga setempat,belajar mengolah tanah persawahan dan menanam tanaman,serta memancing yang sekarang merupakan aktifas yang makin langka dan jauh dari interest generasi muda sekarang akibat kuatnya arus perubahan sebagai dampak terpaan media massa.

Di Desa Wisata Jimbung Anda juga dapat mencoba belajar membajak yang merupakan salah satu aktifas dalam mengolah lahan persawahan sebelum ditanami bibit padi,alat pertanian untuk mengolah persawahan tersebut dengan menggunakan tenaga hewan (kerbau/sapi) yang nampaknya sudah jarang kita temukan ditempat lain. Bentuk bajak tradisional tersebut berupa sebujur kayu dan pada ujung bawah dipasang besi lengkung tajam selebar kurang lebih 40-50 cm,besi yang agak melengkung itu sebagai alat untuk membolak balikkan tanah,proses awalnya biasanya disebut dengan ngluku yaitu alat ini ditarik oleh 2 ekor kerbau atau sapi dan sehabis ini biasa disebut nggaru yaitu meratakan tanah setelah diberi air supaya mudah untuk ditanami bibit padi yang tak kalah mengasyikkan adalah berjalan di atas pematang sawah yang baru saja ditembok,kaki Anda penuh dengan lumpur dan betapa mengasyikkannya ketika Anda akan mencoba memandikan kerbau dan menghela bebek dari sawah untuk dimasukkan ke kandang,ikut membajak di sawah,tentu hal ini merupakan suatu atraksi yang imposible terjadi di kota besar dan akan menjadi kenangan indah dalam hidup Anda.

Di Desa Wisata Jimbung ini banyak legenda ditengah masyarakat yang masih terpelihara dengan baik,salah satunya adalah Obyek Wisata Sendang Bulus Jimbung ini,yang menurut cerita yang ada dimasyarakat dihuni oleh sepasang bulus/kura-kura yang bernama Kyai Poleng dan Nyai Poleng,yang merupakan jelmaan dari abdi Dewi Mahdi yang telah disabda menjadi bulus yang hingga kini masih mendiami sendang tersebut,Adapun sendang ini dibuat oleh Pangeran Jimbung yang gagah perkasa dengan menancapkan tongkatnya,dan beliau bersabda bahwa kelak dikemudian hari sendang ini akan banyak didatangi orang yang akan memberi makan. Menurut legenda dan banyak orang yang telah berhasil,barang siapa ingin mencari kekayaan dengan jalan pintas/meminta bantuan Kepada Kyai Poleng dan Nyai Poleng kelak jika berhasil badan orang tersebut akan menjadi poleng seperti bulus jimbung.

Kaitanya dengan Obyek wisata Jimbung diatas dan ada kaitan yang sangat erat kalau orang akan mencari kekayaan dengan jalan pintas harus berjalan ke arah timur tepatnya di perbukitan pegunungan kapur,dari jalan kearah waduk Jombor.Anda akan melihat rumah tua yang berdiri dengan kokohnya diatas perbukitan kapur dan anda harus berani berpuasa dan tidur di rumah tua tersebut. Orang menyebutnya sebagai Rumah Demit karena memang tidak di huni oleh manusia,yang dalam legenda masyarakat menyebut demikian karena rumah tua yang terletak diatas bukit pegunungan kapur ini menjadi tempat bersemayamnya para dedemit,sejak kapan rumah tua ini dihuni oleh para dedemit,masyarakat tidak mengetahuinya secara pasti,dan juga tidak mengherankan kalau rumah tua itu masih dikeramatkan oleh masyarakat desa karena menyimpan banyak misteri yang sulit untuk kita buktikan dengan nalar dan akal manusia,silahkan anda mencoba kalau ingin mempunyai sesuatu tujuan.

 Sejarah Klaten Jawa Tengah           Desa Wisata ini adalah sebagai salah satu desa di Kabupaten Klaten yang memiliki banyak potensi wisata pedesaan yang cukup layak untuk dikunjungi dan dinikmati,tidak untuk mencari kekayaan semata,namun juga pesona wisata desanya. Sebagai obyek wisata alternatif Anda dapat menyaksikan kehidupan suasana alam pedesaan, obyek wisata yang menyejukkan dan wisatawan dapat menghayati pola kehidupan masyarakat ala pedesaan yang aman,tentram,damai,jauh dari segala kesibukan kota besar yang populatif,di sini wisatawan juga dapat mempelajari kondisi psiko sosial masyarakat Jawa yang sarat akan nilai-nilai luhur budaya Jawa,ramah tamah,gotong royong,saling menolong,ulet,sabar dan hidup harmonis dengan alam sekitarnya.  Wisatawan juga dapat menikmati kesenian yang dipentaskan oleh warga setempat,belajar mengolah tanah persawahan dan menanam tanaman,serta memancing yang sekarang merupakan aktifas yang makin langka dan jauh dari interest generasi muda sekarang akibat kuatnya arus perubahan sebagai dampak terpaan media massa.  Di Desa Wisata Jimbung Anda juga dapat mencoba belajar membajak yang merupakan salah satu aktifas dalam mengolah lahan persawahan sebelum ditanami bibit padi,alat pertanian untuk mengolah persawahan tersebut dengan menggunakan tenaga hewan (kerbau/sapi) yang nampaknya sudah jarang kita temukan

Di Desa Wisata Jimbung ini Wisatawan dapat melihat cara-cara pembuatan batu bata merah,genteng pembuatan gamping kapur (sebagai bahan pembuatan rumah) dan juga yang tak kalah menariknya adalah belanja dipasar tradisional. Wisatawan dapat juga belajar cara-cara penangkaran budidaya burung-burung yang sudah langka,misalnya budidaya burung Jalak Uren,Cucak Rowo dll.


Hari Jadi


Daerah Kabupaten Klaten semula adalah bekas daerah swapraja Surakarta. Kasunanan Surakarta terdiri dari beberapa daerah yang merupakan suatu kabupaten. Setiap kabupaten terdiri atas beberapa distrik. Susunan penguasa kabupaten terdiri dari Bupati, Kliwon, Mantri Jaksa, Mantri Kabupaten, Mantri Pembantu, Mantri Distrik, Penghulu, Carik Kabupaten angka 1 dan 2, Lurah Langsik, dan Langsir. Susunan penguasa Distrik terdiri dari Pamong Distrik (1 orang), Mantri Distrik (5), Carik Kepanawon angka 1 dan 2 (2 orang), Carik Kemanten (5 orang), Kajineman (15 orang).

Pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1749, terjadi perubahan susunan penguasa di Kabupaten dan di Distrik. Untuk Jawa dan Madura, semua propinsi dibagi atas kabupaten-kabupaten, kabupaten terbagi atas distrik-distrik, dan setiap distrik dikepalai oleh seorang wedono.

Pada tahun 1847 bentuk Kabupaten diubah menjadi Kabupaten Pulisi. Maksud dan tujuan pembentukan Kabupaten Pulisi adalah di samping Kabupaten itu menjalankan fungsi pemerintahan, ditugaskan pula agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan dengan ditentukan batas-batas kekuasa wilayahnya. Berdasarkan Nawala Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana Senopati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panata Gama VII, Senin Legi 23 Jumadilakhir Tahun Dal 1775 atau 5 Juni 1847 dalam bab 13.

Comments

Silahkan tambahkan komentar Anda