Sejarah Peradaban Bangsa Akkadia

  Sejarah Peradaban Bangsa Akkadia     Bangsa Akkadia adalah bangsa kedua yang menguasai Mesopotamia pada  tahun 2300 SM. Pusat pemerintahan Kerjaan Akkadia adalah kota Akkad.  Bangsa ini berasal dari daerah padang pasir yang terletak di daerah  utara Mesopotamia. Dibawah kepemimpinan Sargon, bangsa Akkadia  semakin bertambah kuat dan melakukan serangan besar ke Kerajaan  Sumeria hingga berhasil menduduki seluruh daerah Mesopotamia.  Keberhasilan menduduki Mesopotamia ini membuat bangsa Akkadia tidak  lagi menjadi bangsa pengembara namun kini telah menetap di daerah  Mesopotamia. Bangsa Akkadia mengambil dan meniru semua hasil  kebudayaan dari bangsa Sumeria. Bahka mereka berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukkan.  Ekonomi bangsa Akkadia bersumber pada sistem pertanian. Terdapat dua  pusat utama pertanian di Akkadia, yaitu:  Daerah Selatan, menggunakan sistem pertanian irigasi.  Daerah Utara, dikenal dengan daerah Upper yang menggunakan sistem  pertanian hujan musiman.  Bangsa Akkadia juga penganut Polytheisme. Agama yang dianut bangsa  Akkadia sama dengan agama yang dianut dengan bangsa Sumeria karena  adanya integrasi antar penduduk Akkadia dengan Sumeria. Hasil  kebudayaan dari bangsa ini adalah ukiran dari lilin dan pengecor  perunggu. Bangsa Akkadia juga sudah mengenal wiracarita atau serita  kepahlawanan seperti Adopa, Etana, dan Gilgamesh. Semua wiracarita di  ceritakan dalam bentuk syair. Bangsa ini juga telah

Bangsa Akkadia adalah bangsa kedua yang menguasai Mesopotamia pada  tahun 2300 SM. Pusat pemerintahan Kerjaan Akkadia adalah kota Akkad.  Bangsa ini berasal dari daerah padang pasir yang terletak di daerah  utara Mesopotamia. Dibawah kepemimpinan Sargon, bangsa Akkadia  semakin bertambah kuat dan melakukan serangan besar ke Kerajaan  Sumeria hingga berhasil menduduki seluruh daerah Mesopotamia.  Keberhasilan menduduki Mesopotamia ini membuat bangsa Akkadia tidak  lagi menjadi bangsa pengembara namun kini telah menetap di daerah  Mesopotamia. Bangsa Akkadia mengambil dan meniru semua hasil  kebudayaan dari bangsa Sumeria. Bahka mereka berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukkan.


Ekonomi bangsa Akkadia bersumber pada sistem pertanian. Terdapat dua  pusat utama pertanian di Akkadia, yaitu:

Daerah Selatan, menggunakan sistem pertanian irigasi.

Daerah Utara, dikenal dengan daerah Upper yang menggunakan sistem  pertanian hujan musiman.

Bangsa Akkadia juga penganut Polytheisme. Agama yang dianut bangsa  Akkadia sama dengan agama yang dianut dengan bangsa Sumeria karena  adanya integrasi antar penduduk Akkadia dengan Sumeria. Hasil  kebudayaan dari bangsa ini adalah ukiran dari lilin dan pengecor  perunggu. Bangsa Akkadia juga sudah mengenal wiracarita atau serita  kepahlawanan seperti Adopa, Etana, dan Gilgamesh. Semua wiracarita di  ceritakan dalam bentuk syair. Bangsa ini juga telah memiliki layanan  pos dengan segel yang biasanya bergambar Raja Sargon atau putrnya  Naram-sin. Pemerintahan Kerjaan Akkadia berakhir sekitar tahun 2080  SM.

Bahasa dan Kebudayaan. Kekaisaran Akkad mengambil dan meniru semua kebudayaan dari bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk Sumeria yang ditaklukan. Pada milenium ke 3 SM berkembang simbiosis kebudayaan yang dekat antara bangsa Sumer dan bangsa Akkad yang Semit, yang meliputi penyebaran bilingualisme. Bahasa Akkad secara perlahan menggantikan bahasa Sumer sebagai bahasa lisan utama pada peralihan milenium ke-3 dan ke-2 SM.

Kepercayaan. Bangsa Akkadia juga merupakan penganut Politheisme (menyembah banyak dewa). Agama yang dianut bangsa Akkadia sama dengan agama yang dianut dengan bangsa Sumeria. Dikarenakan adanya integrasi antar penduduk Akkadia dengan Sumeria. Raja. Kekaisaran Akkad mencapai puncak kejayaannya antara abad ke-24 dan ke-22 SM, menyusul penaklukan-penaklukan oleh pendirinya, Sargon dari Akkad (2334–2279 SM). Di bawah Sargon dan para penerusnya, bahasa Akkad secara singkat menaklukan wilayah diantara sungai Tigris dan Efrat sekitar 2300 SM. Lalu, orang Akkad menuturkan bahasa Semit ke daerah taklukannya. Akhir dari Kekaisaran. Naram-Sin digantikan oleh putranya Shar-kali-Sharri, namun Shar-kali-Sharri gagal mempertahankan Kekaisaran Akkad, dan sekitar 2100 SM kekaisaran ini secara perlahan-lahan terpecah menjadi banyak kerajaan dan kota kecil, seperti pada masa Sumer.

Comments

Silahkan tambahkan komentar Anda