Terlahir dengan nama aslinya Surya Dharma Paloh, ia lahir di Kutaraja, Banda Aceh pada 16 Juli 1952. Ayahnya bernama Daun Paloh dengan profesi sebagai seorang polisi dengan ibu bernama Nursiah. Sejak kecil ia mendiami asrama polisi bersama keluarganya. Ketika ayahnya berpindah tugas, maka ia dan ibunya juga ikut berpindah. Masuk SMA Surya Paloh pindah ke kota Medan, sejak itulah ia mengenal yang namanya bisnis dengan A Gu dan Sofyan yang menjadi dua orang pertama yang mengenalkannya pada dunia bisnis tersebut.
Awalnya mereka memulai bisnis di bidang tembakau, ikan asin, teh dan juga minyak goreng yang disuplai untuk kalangan warga perkebunan. Bisnisnya berkembang pesat, kemudian ia mulai merambah bisnis karoseri lalu menjadi distributor mobil Ford dan Volkswagen untuk daerah Aceh dan Sumatera Utara.
Ketika berada di Universitas Sumatera Utara, ia menjadi pimpinan KAPPI. Organisasi ini membuatnya selalu sibuk setiap hari dan kuliahnya pun keteteran. Akhirnya ia memutuskan pindah ke Universitas Islam Sumut. Ia kemudian dikenal sebagai anak kolong karena berdiam di asrama ABRI. Di sana Surya Paloh sempat mendirikan sebuah organisasi yang terlahir karena keprihatinannya melihat sikap premanisme para ABRI di sana, organisasi tersebut diberi nama PP ABRI atau organisasi Putra Putri ABRI.
Panggilan hatinya untuk berorganisasi semakin menjadi ketika ia menyelesaikan kuliahnya dan berpindah ke kota Jakarta. Namun ia sadar, untuk berpolitik dan berorganisasi di Jakarta ia harus memiliki pengaruh dan uang. Jadi ia pun memutuskan berbisnis terlebih dulu. Usaha pertamanya adalah sebuah catering yang sekarang ini menjadi usaha catering terbesar Jakarta. Kemudian ia melirik bisnis media dengan mendirikan Surat Kabar Harian Prioritas. Masyarakat saat itu sangat antusias, namun lain halnya dengan pemerintah yang kurang suka dengan gaya pemberitaan di Harian Prioritas yang berujung pada pencabutan SIUPP untuk surat kabar itu.
Ia tak gentar dengan menggaet beberapa surat kabar lain, hingga Surya Paloh bekerja sama dengan setidaknya 10 koran daerah. Ia mulai menerbitkan tulisan mengenai demokrasi di koran-koran tersebut. Hingga perwujudan demokrasi bisa dirasakan saat Menpan Yunus Yosfiah mencabut Pemenpen No. 1/Per/Menpan/1984 pa 1998.
Sampai saat ini idealisme seorang Surya Paloh memuncak dengan peran media yang banyak dimilikinya seperti Metro TV yang menjadi televisi berita nasional terbesar Indonesia. Nah, itulah sedikit kisah sukses dan profil biografi Surya Paloh yang bisa menjadi motivasi untuk kita semua
Selain berbisnis, Surya Paloh juga menekuni kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Sosial Politik, Universitas Islam Sumater Utara, Medan. Di kota yang terkenal keras dan semrawut ini, keinginan berorganisasi yang sudah berkembang sejak dari kota Pematang Siantar, semakin tumbuh subur dalam dirinya. Situasi pada saat itu, memang mengarahkan mereka aktif dalam organisasi massa yang sama-sama menentang kebijakan salah dari pemerintahan orde lama. Surya Paloh menjadi salah seorang pimpinan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).
Tahun 1958-1963: Sekolah Dasar Negeri Serbelawan, Simalungun
Tahun 1964-1966: Sekolah Menengah Pertama Negeri Serbelawan, Simalungun
Tahun 1967-1969: Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Medan
Tahun 1970-1972: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan
Tahun 1972-1975: Menyelesaikan Pendidikan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Medan
Panggilan hatinya untuk berorganisasi semakin menjadi ketika ia menyelesaikan kuliahnya dan berpindah ke kota Jakarta. Namun ia sadar, untuk berpolitik dan berorganisasi di Jakarta ia harus memiliki pengaruh dan uang. Jadi ia pun memutuskan berbisnis terlebih dulu. Usaha pertamanya adalah sebuah catering yang sekarang ini menjadi usaha catering terbesar Jakarta. Kemudian ia melirik bisnis media dengan mendirikan Surat Kabar Harian Prioritas. Masyarakat saat itu sangat antusias, namun lain halnya dengan pemerintah yang kurang suka dengan gaya pemberitaan di Harian Prioritas yang berujung pada pencabutan SIUPP untuk surat kabar itu.
Ia tak gentar dengan menggaet beberapa surat kabar lain, hingga Surya Paloh bekerja sama dengan setidaknya 10 koran daerah. Ia mulai menerbitkan tulisan mengenai demokrasi di koran-koran tersebut. Hingga perwujudan demokrasi bisa dirasakan saat Menpan Yunus Yosfiah mencabut Pemenpen No. 1/Per/Menpan/1984 pa 1998.
Sampai saat ini idealisme seorang Surya Paloh memuncak dengan peran media yang banyak dimilikinya seperti Metro TV yang menjadi televisi berita nasional terbesar Indonesia. Nah, itulah sedikit kisah sukses dan profil biografi Surya Paloh yang bisa menjadi motivasi untuk kita semua
Selain berbisnis, Surya Paloh juga menekuni kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Sosial Politik, Universitas Islam Sumater Utara, Medan. Di kota yang terkenal keras dan semrawut ini, keinginan berorganisasi yang sudah berkembang sejak dari kota Pematang Siantar, semakin tumbuh subur dalam dirinya. Situasi pada saat itu, memang mengarahkan mereka aktif dalam organisasi massa yang sama-sama menentang kebijakan salah dari pemerintahan orde lama. Surya Paloh menjadi salah seorang pimpinan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI).
Pendidikan
Tahun 1958-1963: Sekolah Dasar Negeri Serbelawan, Simalungun
Tahun 1964-1966: Sekolah Menengah Pertama Negeri Serbelawan, Simalungun
Tahun 1967-1969: Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Medan
Tahun 1970-1972: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan
Tahun 1972-1975: Menyelesaikan Pendidikan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Medan
Comments