Krisdayanti (lahir di Batu, Jawa Timur, 24 Maret 1975; umur 39 tahun) adalah seorang penyanyi dan artis berkebangsaan Indonesia. Anak kedua dari pasangan Trenggono dan Rochma Widadiningsih, ia dibesarkan di kota kelahirannya sebelum dibawa hijrah oleh ibunya ke Jakarta pada tahun 1984. Ia mengisi suara di film anak-anak Megaloman saat masih berusia sembilan tahun. Saat menginjak usia 12 tahun, Krisdayanti merilis album pertamanya, Burung-Burung Malam, yang tidak berhasil di pasaran. Ia kemudian merintis karirnya dengan mengikuti berbagai festival atau kompetisi bernyanyi. Berawal dari kemenangannya padafestival Asia Bagus di Jepang pada tahun 1992, nama Krisdayanti melambung di industri musik. Ia kemudian bergabung dengan Warner Music Indonesia dan merilis debut profesionalnya bertajuk Terserah (1995).
Krisdayanti terus meretas sukses kritikal dan komersial di Indonesia melalui serangkaian album yang rilis mulai dari pertengahan era 1990-an. Sejak sukses singel hit “Menghitung Hari” di Malaysia pada tahun 1998, nama Krisdayanti turut melejit di Asia Tenggara. Puncak kariernya ditandai dengan keberhasilan konser tunggal perdananya bertajuk Konser KD pada tahun 2001 yang mengantarkannya pada gelar Diva Pop Indonesia. Lagu-lagunya yang banyak menjadi hit dan seringnya mengadakan konser. Krisdayanti bertemu dengan Younky Soewarno dan Chris Pattikawa. Lewat arahan mereka pula, Krisdayanti mengikuti acara Asia Bagus dan menjuarai grand final festival Asia Bagus di Jepang pada tahun 1992. Berbekal kemenanganya di Asia Bagus, Krisdayanti merekam album di Singapura dengan label Pony Canyon dan selanjutnya mengeluarkan singel yang hanya beredar di Singapura dan Jepang. Pada tahun 1997,
Krisdayanti terpilih sebagai “The Best of Asia Bagus” (Yang terbaik dari Asia Bagus). Ia juga memenangkan beberapa penghargaan seperti “Album Indonesia Terbaik” di Malaysia pada tahun 1999, penghargaan musik video MTV juga menganugerahi Krisdayanti dengan penghargaan “Most Wanted Female Artist” dan “Most Wanted Indonesian Video”. Sepanjang tahun 2004, ia mengadakan delapan kali konser di berbagai tempat, termasuk di kancah internasional. Lagu-lagunya yang selalu jadi hits dan seringnya mengadakan konser menjadikannya sebagai aktris termahal, bahkan, majalah Swa menulis penghasilannya dalam setahun lebih besar dari gaji presiden Indonesia. Krisdayanti masuk kedalam salah satu dari 6 wanita paling berkilau di televisi tahun 1996 versi tabloid Bintang Indonesia, dan juga merupakan salah satu dari 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007. Ia menduduki peringkat 31 pada daftar tersebut. Bahkan, ia disejajarkan dengan Marilyn Monroe dan Madonna sebagai lokal brand ambasador Sunsilk – “Semangat Perubahan Besar” pada awal tahun 2008. Yanti juga merupakan bintang film termahal di Indonesia.
Ia menikah dengan Anang Hermansyah, musisi dari Jember, Jawa Timur. Rumah tangga mereka dikaruniai satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Rumah tangga mereka sering diserang gosip tentang perselingkuhan, seperti gosip perselingkuhan dengan Dicky Wahyudi, gitaris Tohpati, dan Ari Sigit (cucu mantan Presiden Soeharto). Semua gosip ini dibantah oleh Krisdayanti dan menyatakan hubungannya dengan suaminya baik-baik saja. Perkawinan ini berakhir pada pertengahan Agustus 2009 atas permintaan dari pihak Krisdayanti.
karir
Sejak kecil, Yanti sudah memiliki impian untuk menjadi penyanyi dan gemar beraksi di depan kamera. Saat berusia 9 tahun, Krisdayanti mengisi lagu pengiring pada film Megaloman. Dan tiga tahun kemudian, ia membuat album pertamanya yang berjudul Burung-Burung Malam. Album itu merupakan lagu pengiring dari film Catatan Si Emon. Tak hanya menyanyi, Yanti juga memasuki dunia sinetron, seperti bermain pada salah satu episode serial Jendela Rumah Kita pada episode “Gadis Manis dalam Gerimis” yang ditayangkan oleh TVRI pada tahun 1980 -an-1990-an.
Pada saat mulai memasuki Sekolah Menengah Atas, ia ikut dalam berbagai kompetisi menyanyi dan pertunjukan model. Pada tahun 1991, ia menjadi finalis GADIS Sampul. Ia juga bertemu dengan James Sundakh dan merekam dua lagu untuknya sehingga ia menerima banyak tawaran menyanyi dan menjadi model. Pada tahun 1992, Krisdayanti mengikuti ajang Asia Bagus. Pada acara tersebut, Yanti sempat merasa minder dan rendah diri karena penampilannya yang hanya menggunakan baju dan celana jeans, sementara kontestan lainnya mengenakan gaun berkilauan. Ia juga merasa malu karena merasa posturnya kurang tinggi, wajahnya kurang cantik, dan kekurangan lainnya, dan bahkan ia juga merasa ia tidak akan berhasil pada bidang tersebut. Namanya mulai melejit ketika pertama kali menjuarai grand final dalam festival Asia Bagus. Setelah menjuarai acara Asia Bagus, ia merekam album di Singapura dengan label Pony Canyon.
Ia juga merilis singel yang hanya beredar di Singapura dan Jepang. Krisdayanti juga menemukan bakatnya dalam bidang bidang tarik suara dan kemudian beralih dari model menjadi penyanyi. Yanti menikah dengan Anang Hermansyah, seorang musisi asal Jember, Jawa Timur tanggal 22 Agustus 1996. Saat itu Krisdayanti baru berusia 21 tahun. Dari pernikahan ini mereka dikaruniai dua anak, Titania Aurelie Nurhermansyah dan Azriel Akbar Hermansyah. Selama menjalani biduk pernikahan dengan Anang, Yanti kerap diterpa gosip miring perselingkuhan, seperti perselingkuhan dengan Dicky Wahyudi, gitarisTohpati, dan Ari Sigit. Krisdayanti membantah semua gosip-gosip itu.
Duet KD dan Anang diawali dengan kisah cinta yang sangat romantis. Album duet perdana mereka, berjudul Cinta (1996), dibuat Anang sebagai kado untuk undangan yang datang ke pernikahan mereka. Setelah sepuluh tahun menikah dan berduet dalam lima album, indahnya perjalanan cinta mereka akhirnya dijadikan album berjudul Sepuluh Tahun Pertama. Album yang berisi 14 lagu itu, 11 lagunya diambil dari lima album duet mereka yang sudah beredar dan tiga lagu adalah lagu baru.
Pada tahun 1997, Krisdayanti terpilih sebagai “The Best of Asia Bagus” (Yang terbaik dari Asia Bagus). Ia juga memenangkan beberapa penghargaan seperti “Album Indonesia Terbaik” di Malaysia pada tahun 1999. Dan pada tahun yang sama, penghargaan musik video MTV menganugerahi Krisdayanti dengan penghargaan “Most Wanted Female Artist” dan “Most Wanted Indonesian Video”. Sejak album Menghitung Hari masuk ke Malaysia tahun 1998, Kris tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara.
Bukan hanya KD sendiri, albumnya pun mendapat apresiasi tinggi dengan menyabet Quadruple Platinum untuk album Cinta (duet dengan Anang, 1998) dan juga Double Platinum untuk album Kasih, yang masih berduet dengan Anang. Setahun kemudian, KD lagi-lagi mendapatkan penghargaan Double Platinum Award, kali ini lewat album solo KD sendiri yang bertajuk Sayang. Di tahun 2001, Krisdayanti menggelar konser tunggal perdananya bertajuk Konser KD di Plenary Hall, Jakarta Convention Center. Konser yang digelar pada tanggal 20 September 2001 ini bersamaan dengan konser Vanessa Mae, violis yang kini menetap di London. Musisi keturunan Asia tersebut berpentas di sebuah hotel berbintang di Jakarta. Meski demikian, konser tunggal Krisdayanti tersebut dapat dikatakan cukup sukses. Pagelaran tersebut didukung oleh Erwin Gutawa sebagai pengarah dan penta musik, yang sebelumnya pernah sukses menggarap konser Chrisye dan konser tiga super grup band (GIGI, Dewa, dan Slank). Sedangkan sutradara Jay Subyakto bertindak sebagai penata seni.
Tahun 2004 dapat dikatakan sebagai tahun kesuksesan Krisdayanti sebagai penyanyi. Di tahun ini, Yanti merilis album Cahaya yang musiknya diramu dengan sentuhan musik country. Saat sibuk mempromosikan album Cahaya di dalam negeri, Kris mendapat kesempatan menggelar konser di Singapura. Konser bertajuk Cahaya KD yang disponsori Janner Siahaan dengan CLAY Production merupakan lawatan pertama Krisdayanti di Negeri Singa. Dalam konser yang diselenggarakan di Suntec International Exhibition Convention Center, Singapura, Sabtu 27 Juni 2007 tersebut, KD kembali menggandeng Erwin Gutawa. Konser yang dihadiri sekitar 2.500 orang ini sempat terhenti 30 menit karena alasan teknis. Meski demikian, secara umum konser yang menghadirkan 24 lagu ini berjalan sukses. Selain Singapura, KD pun mendapat kesempatan untuk menggelar konser di Tokyo Jepang. Dan Erwin Gutawa masih menjadi pengiringnya.
Albumnya yang berjudul Cahaya mendapat double platinum atas prestasi penjualannya. Selain penghargaan atas penjualan albumnya, Krisdayanti yang dinilai sebagai artis papan atas dengan segudang prestasi, diabadikan sebagai nama ruangan oleh Planet Hollywood Cafe & Restaurant Jakarta. Ruangan yang sebelumnya adalah ruang VIP diubah menjadi ruangan khusus untuk memajang segala memorabilia perjalanan hidup Krisdayanti. Peresmian nama VIP room menjadi Krisdayanti Room dilakukan bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-10 Planet Hollywood Jakarta. Nama ruangan itu akan berubah tiap tahun tergantung artis terpilih dari Planet Hollywood. Dengan demikian, peluang KD untuk mempertahankan ‘ruangannya’ masih ada. Untuk ketiga kalinya, KD mendapat meraih AMI Awards 2004 melalui album Cahaya garapan Erwin Gutawa untuk kategori Album Pop Terbaik. Sebelumnya, dalam ajang yang sama, KD juga pernah meraih penghargaan kategori serupa untuk album solonya Mencintaimu dan album duetnya bersama Anang, Makin Aku Cinta. Sayang di tahun 2004, KD tak mendapat satu pun penghargaan dari SCTV Awards yang telah tiga tahun sebelumnya rutin dikantongi. Sepanjang tahun 2004, ia mengadakan delapan kali konser di berbagai tempat.
KD kembali menggelar konser tunggal di tahun 2005. Konser yang berjudul Konser KD 1530 itu terbilang istimewa, karena digelar bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-30 tahun, pada 24 Maret 2005. Tak hanya itu, konser yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center (JCC) itu juga menandai rentang karirnya yang memasuki tahun ke-15. Seperti konser tunggal pertamanya, konsernya ini juga menggandeng Erwin Gutawa, sebagai direktur musik dan Jay Subiyakto di bagian penata artistik. Konser tersebut berlangsung sesukses konser empat tahun sebelumnya, seluruh tiket terjual habis, dan acara berlangsung lancar. Sebenarnya di tahun 2005, KD juga dijadwalkan konser di Korea Selatan, namun sayang rencana tersebut tidak ada kabarnya.
Kris meraih gelar “Artis Wanita Terbaik” pada Planet Muzik Award ke-8 di Malaysia tahun 2008. Krisdayanti berhasil mengalahkan Bunga Citra Lestari dan Siti Nurhaliza. Dengan kemenangan ini, Krisdayanti sudah tujuh tahun berturut-turut memperoleh gelar ini dalam ajang Planet Muzik Award. Bersama sang suami, Anang, KD merilis album duetnya terbaru pada 2009 dengan tajuk “Selusin” dengan Lagu utama Dilanda Cinta. Album ini dilunucrkan sebagai penanda 12 tahun perjalanan rumah tangga KD bersama Anang. Album duet kali ini diproduksi langsung label yang didirikan oleh Anang. Krisdayanti juga menyumbangkan suaranya pada soundtrack film “Ketika Cinta Bertasbih” pada lagu Menanti Cinta.
Comments