Biodata
Nama : Yovie Widianto
Tempat Tanggal Lahir : Bandung,21 Januari 1968
Istri : Dewayani
Anak-Anak : Muhammad Arsy Widianto
Nadhira Tyara Widianto
Agama : Islam
Pekerjaan : Pemusik (Musisi)
Biografi
Lagu-lagu pop manis menjadi ciri khas musisi kelahiran Bandung, 21 Januari 1968 ini. Perkenalannya dengan dunia musik pertama kali dimulai saat ia berusia 6 tahun. Waktu itu, Yovie kecil sempat ikut kursus di salah satu sekolah musik di kota kelahirannya. Dalam silsilah keluarga besarnya, sebenarnya bukan hanya Yovie yang kental bakat bermusiknya, melainkan juga sang sepupu, almarhum
Elfa Secioria. Pendiri Elfa Music Studio itulah yang kemudian banyak memperkenalkan Yovie dengan permainan musisi beken, mulai dari Oscar Peterson, Chick Chorea, hingga Quincy Jones. Di usia 12 tahun, Yovie bahkan sudah bisa mencari uang sendiri dari bakat bermusiknya. Ketika itu ia laris menjadi pianis jazz dalam sebuah band yang kerap tampil di Hotel Savoy Homann dan beberapa klub musik di sekitar kota Bandung. Ruth Sahanaya dan Trie Utami pernah menjadi teman main band-nya saat itu. Menginjak usia 18 tahun, Yovie sudah dapat membuat beberapa jingle iklan dan theme-song untuk program-program televisi.
Yovie mulai bersentuhan dengan musik pop di tahun 1986 setelah mendengarkan album David Foster yang musik-musiknya memiliki melodi sederhana tapi rumit pada chordnya. Menurut Yovie, berkat David Foster, ia menjadi tahu bahwa musik pop bisa dibuat berbobot. Sejak saat itu, ia mulai melirik industri musik pop Indonesia dengan patokan karya-karya pop berkualitas milik David Foster dan Quincy Jones. Yovie kemudian memulai kiprahnya di tingkat nasional dengan mengikuti Festival Band Tingkat Nasional di Balai Sidang Jakarta (sekarang Jakarta Convention Center/JCC).
Di tahun yang sama, tepatnya pada 24 Juni 1986, Yovie Widianto membentuk grup musik bernama Kahitna. Usahanya dalam membesarkan Kahitna awalnya tidak berjalan mulus sebab lagu-lagu ciptaannya ketika itu kerap ditolak oleh sejumlah label rekaman. Namun, penolakan itu tak mengendurkan semangatnya untuk terus berkarya dan semakin terdorong untuk membuat musik yang bisa diterima masyarakat luas.Titik balik perkembangan karir Yovie dengan Kahitna baru terjadi sekitar tahun 1994, atau delapan tahun setelah band yang terdiri dari Yovie, Hedy Yunus, Carlo Saba, dan Andri itu terbentuk. Lagu Cerita Cinta, yang diciptakan Andri banyak disukai terutama oleh kalangan ABG Bandung. Lagu yang diciptakan berawal dari keisengan saat bermain gitar itu pun sukses menjadi hits pertama Kahitna. Sejak saat itu, kesuksesan Yovie dimulai. Bersama Kahitna, ia telah merilis 9 album yaitu Lebih Dari Sekadar Cantik (2010), Soulmate (2006), Cinta Sudah Lewat (2003)?, The Best of Kahitna (2002)?, Permaisuriku (2000)?, Sampai Nanti (1999)?, Kahitna II (1997)?, Cantik (1996), dan Cerita Cinta (1995)?.
Kahitna yang pada awalnya banyak mengusung musik jazz dan akrab dengan lagu-lagu standar jazz ini pun menjadi idola baru remaja di masa itu. Bagi Yovie, Kahitna tak sekadar sarananya untuk mengais rezeki melainkan adalah rumahnya. Oleh karena itu, untuk semakin memperkokoh fondasinya, ia tak segan mengerahkan segala daya bermusiknya. Disinilah, peran sentralnya amat terasa. Tak hanya mencipta lagu, ia juga menjadi pianis, keyboardist, dan sekaligus music director untuk album-album Kahitna.
Kahitna juga pernah meraih prestasi Grand Prix Winner Band Explosion 1987 dan Band Explosion Tokyo-Japan 1991. Itu semua tak lepas dari sentuhan tangan dingin seorang Yovie Widianto.Tak puas menuangkan ide-ide kreatifnya lewat Kahitna saja, suami Dewayani ini mulai mengorbitkan beberapa grup baru di tahun 1996. Misalnya, trio Lingua yang terdiri dari Amara, Frans, dan Arie yang sukses mencetak hits Bila Kuingat yang berhasil terjual sebanyak 200 ribu copy. Selain itu, juga ada grup vokal empat model cantik, Vonny, Vera, Dita, dan Dewi yang tergabung dalam Bening.Dua tahun berikutnya, peraih anugerah The Best Composer Award Young Star International Festival 1990 ini berkesempatan untuk menggarap single Untukku milik penyanyi legendaris Chrisye. Beberapa penyanyi senior seperti Harvey Malaiholo dan Ruth Sahanaya, juga tak ketinggalan menyanyikan lagu karya Yovie. Sejak itu, kemampuannya tak perlu disangsikan lagi. Yovie yang diawal karirnya kerap mendapat penolakan kini justru menjelma menjadi salah satu komposer laris di Indonesia.
Nadhira Tyara Widianto
Agama : Islam
Pekerjaan : Pemusik (Musisi)
Biografi
Lagu-lagu pop manis menjadi ciri khas musisi kelahiran Bandung, 21 Januari 1968 ini. Perkenalannya dengan dunia musik pertama kali dimulai saat ia berusia 6 tahun. Waktu itu, Yovie kecil sempat ikut kursus di salah satu sekolah musik di kota kelahirannya. Dalam silsilah keluarga besarnya, sebenarnya bukan hanya Yovie yang kental bakat bermusiknya, melainkan juga sang sepupu, almarhum
Elfa Secioria. Pendiri Elfa Music Studio itulah yang kemudian banyak memperkenalkan Yovie dengan permainan musisi beken, mulai dari Oscar Peterson, Chick Chorea, hingga Quincy Jones. Di usia 12 tahun, Yovie bahkan sudah bisa mencari uang sendiri dari bakat bermusiknya. Ketika itu ia laris menjadi pianis jazz dalam sebuah band yang kerap tampil di Hotel Savoy Homann dan beberapa klub musik di sekitar kota Bandung. Ruth Sahanaya dan Trie Utami pernah menjadi teman main band-nya saat itu. Menginjak usia 18 tahun, Yovie sudah dapat membuat beberapa jingle iklan dan theme-song untuk program-program televisi.
Yovie mulai bersentuhan dengan musik pop di tahun 1986 setelah mendengarkan album David Foster yang musik-musiknya memiliki melodi sederhana tapi rumit pada chordnya. Menurut Yovie, berkat David Foster, ia menjadi tahu bahwa musik pop bisa dibuat berbobot. Sejak saat itu, ia mulai melirik industri musik pop Indonesia dengan patokan karya-karya pop berkualitas milik David Foster dan Quincy Jones. Yovie kemudian memulai kiprahnya di tingkat nasional dengan mengikuti Festival Band Tingkat Nasional di Balai Sidang Jakarta (sekarang Jakarta Convention Center/JCC).
Di tahun yang sama, tepatnya pada 24 Juni 1986, Yovie Widianto membentuk grup musik bernama Kahitna. Usahanya dalam membesarkan Kahitna awalnya tidak berjalan mulus sebab lagu-lagu ciptaannya ketika itu kerap ditolak oleh sejumlah label rekaman. Namun, penolakan itu tak mengendurkan semangatnya untuk terus berkarya dan semakin terdorong untuk membuat musik yang bisa diterima masyarakat luas.Titik balik perkembangan karir Yovie dengan Kahitna baru terjadi sekitar tahun 1994, atau delapan tahun setelah band yang terdiri dari Yovie, Hedy Yunus, Carlo Saba, dan Andri itu terbentuk. Lagu Cerita Cinta, yang diciptakan Andri banyak disukai terutama oleh kalangan ABG Bandung. Lagu yang diciptakan berawal dari keisengan saat bermain gitar itu pun sukses menjadi hits pertama Kahitna. Sejak saat itu, kesuksesan Yovie dimulai. Bersama Kahitna, ia telah merilis 9 album yaitu Lebih Dari Sekadar Cantik (2010), Soulmate (2006), Cinta Sudah Lewat (2003)?, The Best of Kahitna (2002)?, Permaisuriku (2000)?, Sampai Nanti (1999)?, Kahitna II (1997)?, Cantik (1996), dan Cerita Cinta (1995)?.
Kahitna yang pada awalnya banyak mengusung musik jazz dan akrab dengan lagu-lagu standar jazz ini pun menjadi idola baru remaja di masa itu. Bagi Yovie, Kahitna tak sekadar sarananya untuk mengais rezeki melainkan adalah rumahnya. Oleh karena itu, untuk semakin memperkokoh fondasinya, ia tak segan mengerahkan segala daya bermusiknya. Disinilah, peran sentralnya amat terasa. Tak hanya mencipta lagu, ia juga menjadi pianis, keyboardist, dan sekaligus music director untuk album-album Kahitna.
Kahitna juga pernah meraih prestasi Grand Prix Winner Band Explosion 1987 dan Band Explosion Tokyo-Japan 1991. Itu semua tak lepas dari sentuhan tangan dingin seorang Yovie Widianto.Tak puas menuangkan ide-ide kreatifnya lewat Kahitna saja, suami Dewayani ini mulai mengorbitkan beberapa grup baru di tahun 1996. Misalnya, trio Lingua yang terdiri dari Amara, Frans, dan Arie yang sukses mencetak hits Bila Kuingat yang berhasil terjual sebanyak 200 ribu copy. Selain itu, juga ada grup vokal empat model cantik, Vonny, Vera, Dita, dan Dewi yang tergabung dalam Bening.Dua tahun berikutnya, peraih anugerah The Best Composer Award Young Star International Festival 1990 ini berkesempatan untuk menggarap single Untukku milik penyanyi legendaris Chrisye. Beberapa penyanyi senior seperti Harvey Malaiholo dan Ruth Sahanaya, juga tak ketinggalan menyanyikan lagu karya Yovie. Sejak itu, kemampuannya tak perlu disangsikan lagi. Yovie yang diawal karirnya kerap mendapat penolakan kini justru menjelma menjadi salah satu komposer laris di Indonesia.
Selain penyanyi top yang memang sudah punya nama, ia juga kerap membidani lahirnya bakat-bakat muda di dunia musik yang melejit setelah membawakan lagu-lagu hits hasil ciptaannya. Glenn Fredly, Rio Febrian, Warna, trio RSD, Audy, The Groove, Rita Effendi, Yana Yulio, Pinkan Mambo, Delon, Astrid adalah beberapa nama yang sempat mencicipi karya apik ayah dua anak ini.
Pada tahun 2001, setelah bertahun-tahun sosoknya identik dengan Kahitna, tiba-tiba Yovie membuat gebrakan baru dalam karir bermusiknya. Pria kalem ini membentuk sebuah band baru bernama Yovie & Nuno. Nama Nuno diambil dari bahasa Latin, Numero Uno, yang artinya nomor satu. Band ini adalah wujud idealisme Yovie yang tak bisa diolah maksimal di Kahitna. Lewat album perdana, Semua Bintang, Yovie memang seakan ingin memunculkan imej barunya. Jika di Kahitna ia kerap menciptakan lagu pop manis nan lembut, di Yovie & Nuno, ia menawarkan musik yang sedikit berbeda. Pada album ini, selain bersama Nuno, Yovie juga berkolaborasi dengan Andi /rif, Fariz RM, Glenn Fredly, Audy, dan salah satu personel grup Warna.
Pada tahun 2001, setelah bertahun-tahun sosoknya identik dengan Kahitna, tiba-tiba Yovie membuat gebrakan baru dalam karir bermusiknya. Pria kalem ini membentuk sebuah band baru bernama Yovie & Nuno. Nama Nuno diambil dari bahasa Latin, Numero Uno, yang artinya nomor satu. Band ini adalah wujud idealisme Yovie yang tak bisa diolah maksimal di Kahitna. Lewat album perdana, Semua Bintang, Yovie memang seakan ingin memunculkan imej barunya. Jika di Kahitna ia kerap menciptakan lagu pop manis nan lembut, di Yovie & Nuno, ia menawarkan musik yang sedikit berbeda. Pada album ini, selain bersama Nuno, Yovie juga berkolaborasi dengan Andi /rif, Fariz RM, Glenn Fredly, Audy, dan salah satu personel grup Warna.
Meski masih bertema cinta, di band yang pada formasi awalnya digawanginya bersama Baron dan Rere ini, Yovie tampil garang dari biasanya karena sedikit mengusung warna rock pada aransemen musiknya. Apalagi dengan dukungan Baron, mantan gitaris Gigi dan Rere, drummernya Grass Rock. Sarjana Hubungan Internasional jebolan Universitas Padjajaran ini mengatakan, dengan begitu ia bisa membuktikan pada para penggemarnya bahwa dirinya bukan hanya identik dengan Kahitna, tapi bisa juga bermain di 'areal' lain.
Janji Diatas Ingkar yang menjadi hits singel pertama band itu mendapat sambutan meriah dari para pencinta musik. Kesuksesan itu menjadikan Yovie Widianto sebagai musisi yang paling banyak menerima royalti sepanjang tahun 2000.
Tiga tahun kemudian, Yovie & Nuno berganti nama menjadi Yovie & The Nuno serta merilis album baru bertajuk Kemenangan Cinta di tahun 2004. Di album kedua ini, band itu mengalami perubahan formasi dengan masuknya Ersta (bass), Gail (vokal), Diat (gitar), dan Dudi Oris (vokal).
Pendidikan
Serius di musik tak membuat Yovie lupa kuliah. Yovie berhasil menyelesaikan kuliah di Jurusan Hubungan Internasional Fisip Unpad, Bandung dengan predikat cum laude.
Karir
Yovie lahir di keluarga yang sangat dekat dengan musik. Meski begitu, sang bunda awalnya melarang Yovie berprofesi sebagai musisi. Yovie berkenalan dengan musik jazz saat berusia 5 tahun. Pamannya, Hasbullah Ridwan, yang tidak lain adalah ayah Elfa Secioria, salah satu komposer dan musisi senior Indonesia adalah orang yang berperan mengenalkan Yovie pada musik jazz.
Kemudian Yovie pun mulai bermain band, dengan masih membawa 'ruh' jazz. Sejak duduk di bangku SMP, Yovie telah rutin bermain band di Hotel Savoy Homann, Bandung. Ruth Sahanaya dan Trie Utami pernah menjadi teman main band-nya saat itu.
Yovie mulai berkiprah di tingkat nasional dengan mengikuti Festival Band Tingkat Nasional di Balai Sidang Jakarta (sekarang Jakarta Convention Center/JCC) tahun 1986. Tahun yang sama ia membentuk Kahitna. Sejak saat itu, berbagai prestasi nasional dan internasional diraih Yovie. Salah satunya adalah The Best Composer pada Young Star International Festival di Taipei, Taiwan, tahun 1991.Perkenalan pertama Yovie dengan musik pop pada tahun 1986 melalui album David Foster yang musik-musiknya memiliki melodi sederhana, tetapi chord-nya susah, dan satu lagu bisa memiliki beberapa nada dasar yang berbeda. Menurut Yovie berkat David Foster dia menjadi tahu bahwa musik pop bisa dibuat berbobot. Sejak saat itu, Yovie mulai melirik industri musik pop Indonesia dengan patokan karya-karya 'pop bergizi' David Foster dan Quincy Jones.
Yovie dalam ajang AMI Awards 2009, ia mendapatkan nominasi terbanyak, sebanyak 7 nominasi, dalam kategori duo/kolaborasi/grup terbaik, penata musik terbaik, pendatang baru terbaik dari yang terbaik, album terbaik dari yang terbaik, karya produksi terbaik dari yang terbaik.
Tahun 1994, bersama Kahitna, Yovie merilis album perdana mereka, Cerita Cinta. Sejak saat itu kesuksesan Yovie dimulai. Yovie bersama Kahitna telah merilis 7 album yaitu Cerita Cinta (1994), Cantik (1996), Sampai Nanti (1998), Permaisuriku (2000), Cinta Sudah Lewat (2003) dan Soulmate (2006) serta album The Best of Kahitna (2002).
Kahitna pernah meraih prestasi Grand Prix Winner Band Explosion 1987 dan Band Explosion Tokyo-Japan 1991.
Sebagai penghargaan 23 tahun perjalanannya di belantika musik Indonesia, Yovie menggelar konser spesial yang diberi tajuk A Mild Live The Magical Journey Of Yovie Widianto. Konser tersebut berlangsung 14 September 2006 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center. Dua tahun sebelumnya, Yovie pernah menggelar konser 'kecil' atas pencapaian kariernya di dunia musik selama 21 tahun bertempat di Zoom Resto & Lounge, Jakarta, Minggu, 25 Januari 2004.
Setelah sukses menggelar konser, Yovie kembali hadir lewat album barunya bertitel Kemenangan Hati (2007). Dari 12 lagu yang ada dalam album ini, tiga di antaranya pernah dinyanyikan Yovie saat konser.
Tahun 2001, Yovie merilis album dengan bendera Yovie & Nuno bertajuk Semua Bintang. Nama band Nuno diambil dari bahasa Latin, Numero Uno, yang artinya nomor satu. Band bentukannya ini adalah wujud idealisme Yovie yang tak bisa diolah maksimal di Kahitna. Pada album ini, selain bersama The Nuno, Yovie juga berkolaborasi dengan Andi /rif, Fariz RM, Glenn Fredly, Audy, dan salah satu personel grup Warna. Album ini terkesan lebih 'garang' dibanding albumnya bersama Kahitna. Apalagi dengan dukungan personel The Nuno, Baron yang mantan gitaris Gigi dan Rere yang drummernya Grass Rock.Tiga tahun kemudian, Yovie & Nuno berganti nama menjadi Yovie & The Nuno serta merilis album baru bertajuk Kemenangan Cinta (2004). Di album kedua ini, personel The Nuno ada yang berganti. Kebanyakan berasal dari Surabaya. Personel The Nuno untuk album kedua yaitu Ersta, mantan bassis X-men (bass), Gail (vokal), Diat (gitar), Rere (drum), dan Dudi Oris (vokal).
Penghujung 2007, Yovie mengeluarkan album lagi. Kali ini kembali dengan nama Yovie & Nuno. Ini dikarenakan Gail (vokal), Ersta (bas) dan Rere (drum) sebagai personel Yovie & The Nuno mengundurkan diri. Yovie pun merekrut Dikta pada vokal untuk mendampingi Dudi dan Diat di posisi gitar untuk bergabung dalam Yovie & Nuno. Untuk menandai kemunculan Yovie & Nuno, mereka meluncurkan album bertajuk
The Special One (2007) yang terinspirasi dari penggalan lirik lagu "Janji Putih" ciptaan Yovie, yang
dipopulerkan Bening.
Janji Diatas Ingkar yang menjadi hits singel pertama band itu mendapat sambutan meriah dari para pencinta musik. Kesuksesan itu menjadikan Yovie Widianto sebagai musisi yang paling banyak menerima royalti sepanjang tahun 2000.
Tiga tahun kemudian, Yovie & Nuno berganti nama menjadi Yovie & The Nuno serta merilis album baru bertajuk Kemenangan Cinta di tahun 2004. Di album kedua ini, band itu mengalami perubahan formasi dengan masuknya Ersta (bass), Gail (vokal), Diat (gitar), dan Dudi Oris (vokal).
Pendidikan
Serius di musik tak membuat Yovie lupa kuliah. Yovie berhasil menyelesaikan kuliah di Jurusan Hubungan Internasional Fisip Unpad, Bandung dengan predikat cum laude.
Karir
Yovie lahir di keluarga yang sangat dekat dengan musik. Meski begitu, sang bunda awalnya melarang Yovie berprofesi sebagai musisi. Yovie berkenalan dengan musik jazz saat berusia 5 tahun. Pamannya, Hasbullah Ridwan, yang tidak lain adalah ayah Elfa Secioria, salah satu komposer dan musisi senior Indonesia adalah orang yang berperan mengenalkan Yovie pada musik jazz.
Kemudian Yovie pun mulai bermain band, dengan masih membawa 'ruh' jazz. Sejak duduk di bangku SMP, Yovie telah rutin bermain band di Hotel Savoy Homann, Bandung. Ruth Sahanaya dan Trie Utami pernah menjadi teman main band-nya saat itu.
Yovie mulai berkiprah di tingkat nasional dengan mengikuti Festival Band Tingkat Nasional di Balai Sidang Jakarta (sekarang Jakarta Convention Center/JCC) tahun 1986. Tahun yang sama ia membentuk Kahitna. Sejak saat itu, berbagai prestasi nasional dan internasional diraih Yovie. Salah satunya adalah The Best Composer pada Young Star International Festival di Taipei, Taiwan, tahun 1991.Perkenalan pertama Yovie dengan musik pop pada tahun 1986 melalui album David Foster yang musik-musiknya memiliki melodi sederhana, tetapi chord-nya susah, dan satu lagu bisa memiliki beberapa nada dasar yang berbeda. Menurut Yovie berkat David Foster dia menjadi tahu bahwa musik pop bisa dibuat berbobot. Sejak saat itu, Yovie mulai melirik industri musik pop Indonesia dengan patokan karya-karya 'pop bergizi' David Foster dan Quincy Jones.
Yovie dalam ajang AMI Awards 2009, ia mendapatkan nominasi terbanyak, sebanyak 7 nominasi, dalam kategori duo/kolaborasi/grup terbaik, penata musik terbaik, pendatang baru terbaik dari yang terbaik, album terbaik dari yang terbaik, karya produksi terbaik dari yang terbaik.
Kahitna
Kahitna pernah meraih prestasi Grand Prix Winner Band Explosion 1987 dan Band Explosion Tokyo-Japan 1991.
Solo
Medio 2000, Yovie merilis album yang diberi judul Kumpulan Karya Terbaik Yovie Widianto. Tahun 2005, Yovie merilis album A Portrait of Yovie, kumpulan lagu-lagu terbaiknya yang dibawakan oleh para penyanyi kenamaan. Di album ini, ada karya terbaru Yovie berjudul "Tak 100%" dibawakan oleh Astrid, penyanyi yang sudah berkiprah mengisi soundtrack Tusuk Jelangkung. Runner-up Indonesian Idol, Delon, juga turut menyanyikan sebuah lagu terbarunya yang berjudul "Terjaga di Setiap Mimpiku". Sebagai single unggulan, dipilihlah lagu "Salahi Aku (Ku Jatuh Cinta Lagi)" yang dinyanyikan Rio Febrian. Di album ini, Yovie juga dibantu oleh Stephen Santoso dan Tohpati dalam mengaransemen lagu-lagu baru.Sebagai penghargaan 23 tahun perjalanannya di belantika musik Indonesia, Yovie menggelar konser spesial yang diberi tajuk A Mild Live The Magical Journey Of Yovie Widianto. Konser tersebut berlangsung 14 September 2006 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center. Dua tahun sebelumnya, Yovie pernah menggelar konser 'kecil' atas pencapaian kariernya di dunia musik selama 21 tahun bertempat di Zoom Resto & Lounge, Jakarta, Minggu, 25 Januari 2004.
Setelah sukses menggelar konser, Yovie kembali hadir lewat album barunya bertitel Kemenangan Hati (2007). Dari 12 lagu yang ada dalam album ini, tiga di antaranya pernah dinyanyikan Yovie saat konser.
Yovie and Nuno
Tahun 2001, Yovie merilis album dengan bendera Yovie & Nuno bertajuk Semua Bintang. Nama band Nuno diambil dari bahasa Latin, Numero Uno, yang artinya nomor satu. Band bentukannya ini adalah wujud idealisme Yovie yang tak bisa diolah maksimal di Kahitna. Pada album ini, selain bersama The Nuno, Yovie juga berkolaborasi dengan Andi /rif, Fariz RM, Glenn Fredly, Audy, dan salah satu personel grup Warna. Album ini terkesan lebih 'garang' dibanding albumnya bersama Kahitna. Apalagi dengan dukungan personel The Nuno, Baron yang mantan gitaris Gigi dan Rere yang drummernya Grass Rock.Tiga tahun kemudian, Yovie & Nuno berganti nama menjadi Yovie & The Nuno serta merilis album baru bertajuk Kemenangan Cinta (2004). Di album kedua ini, personel The Nuno ada yang berganti. Kebanyakan berasal dari Surabaya. Personel The Nuno untuk album kedua yaitu Ersta, mantan bassis X-men (bass), Gail (vokal), Diat (gitar), Rere (drum), dan Dudi Oris (vokal).
Penghujung 2007, Yovie mengeluarkan album lagi. Kali ini kembali dengan nama Yovie & Nuno. Ini dikarenakan Gail (vokal), Ersta (bas) dan Rere (drum) sebagai personel Yovie & The Nuno mengundurkan diri. Yovie pun merekrut Dikta pada vokal untuk mendampingi Dudi dan Diat di posisi gitar untuk bergabung dalam Yovie & Nuno. Untuk menandai kemunculan Yovie & Nuno, mereka meluncurkan album bertajuk
The Special One (2007) yang terinspirasi dari penggalan lirik lagu "Janji Putih" ciptaan Yovie, yang
dipopulerkan Bening.
Comments