Biografi Aa Gym (Abdullah Gymnastiar)


Pada Mulanya ‘Bengkel Akhlak’  Kontrakkan mungil dua kamar milik Pak Sobarna yang disewa Aa Gym dan istri (Teh Ninih Muthmainnah) di bilangan Geger Kalong Bandung itu kian didatangi para mahasiswa, terutama dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan/IKIP (Kini Universitas Pendidikan Indonesia/UPI). Mereka menyebutnya ‘Bengkel Akhlak’, lantaran materi kajiannya yang relatif ringan, namun menyejukkan jiwa. Kamar depan digunakan untuk mushala kecil, tempat Aa berbagi ilmu kepada para mahasiswa dan masyarakat sekitar. Satu kamar lagi, ia tempati bersama sang istri, yang baru saja dinikahi beberapa waktu sebelumnya.  Sambil usaha kecil-kecilan, alumnus Akademi Teknik Jenderal Ahmad Yani (AKA, Sekarang Unjani) ini terus berdakwa

Pada Mulanya ‘Bengkel Akhlak’

Kontrakkan mungil dua kamar milik Pak Sobarna yang disewa Aa Gym dan istri (Teh Ninih Muthmainnah) di bilangan Geger Kalong Bandung itu kian didatangi para mahasiswa, terutama dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan/IKIP (Kini Universitas Pendidikan Indonesia/UPI). Mereka menyebutnya ‘Bengkel Akhlak’, lantaran materi kajiannya yang relatif ringan, namun menyejukkan jiwa. Kamar depan digunakan untuk mushala kecil, tempat Aa berbagi ilmu kepada para mahasiswa dan masyarakat sekitar. Satu kamar lagi, ia tempati bersama sang istri, yang baru saja dinikahi beberapa waktu sebelumnya.


Sambil usaha kecil-kecilan, alumnus Akademi Teknik Jenderal Ahmad Yani (AKA, Sekarang Unjani) ini terus berdakwah hingga masuk ke pelosok kampung. Mulai dari berjualan buku di Masjid Al Furqon UPI, sambil mendengar kajian, membuat handicraft, hingga menjual bakso yang kemudian gulung tikar, Aa Gym lakoni semua itu.

Pantang menyerah, Aa Gym pun menabung agar dapat membeli mesin jahit. Teh Ninih dengan keterampilan menjahit, membantu membuat pakaian, hingga terkumpul beberapa tetangga menyokong usaha mereka. Pahit getir kehidupan berdua dinikmati, dijalani.

Pada tahun 1990 pula, ia mendirikan Pondok Pesantren Daarut Tauhid di rumah orang Tua Aa, di daerah Masjid KPAD, Geger Kalong. Sambil mencoba beragam usaha, pengajian Aa Gym mulai ramai didatangi. Hingga tahun 1992, ia memberanikan diri mengontrak sebuah rumah lagi, di samping kontrakanya, lantaran tak muat tempat menampung jama’ah. Pemilik kontrakan kemudian menawarkan untuk membeli saja rumah yang mereka sewa, agar lebih leluasa. “Pikiran dan tenaga saya benar-benar dikuras mencari uang. Usaha saya selama itu belum lah sampai 100  juta (harga rumah saat itu-1992). Saya lebih banyak menggantungkan diri pada pertolongan Allah sembari  terus berikhtiar,” kenang Aa Gym. Ke sana kemari, ia berikhtiar, bahkan sempat mengirim surat kepada KH Zainuddin MZ.

“Surat itu tak pernah berbalas,”kenang Aa Gym. Malah, yang terjadi ekpos media terhadap permasalahan ini. “Alhasil, sumbangan yang luar biasa dari umat mengalir lantaran pemberitaan ini…Alhamdulillah,” tambah Aa Gym.

Tahun 1993, Pondok Daarut Tauhid pindah dari rumah orang tua Aa Gym ke rumahnya sendiri. Rumah mungil tempat mengaji 20 tahun silam, buah sedekah kaum muslimin inilah tempat Masjid Daarut Tauhid dua lantai berdiri tegak hingga kini. Cikal bakal pesantren Daarut Tauhid.

                                     Pada Mulanya ‘Bengkel Akhlak’  Kontrakkan mungil dua kamar milik Pak Sobarna yang disewa Aa Gym dan istri (Teh Ninih Muthmainnah) di bilangan Geger Kalong Bandung itu kian didatangi para mahasiswa, terutama dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan/IKIP (Kini Universitas Pendidikan Indonesia/UPI). Mereka menyebutnya ‘Bengkel Akhlak’, lantaran materi kajiannya yang relatif ringan, namun menyejukkan jiwa. Kamar depan digunakan untuk mushala kecil, tempat Aa berbagi ilmu kepada para mahasiswa dan masyarakat sekitar. Satu kamar lagi, ia tempati bersama sang istri, yang baru saja dinikahi beberapa waktu sebelumnya.  Sambil usaha kecil-kecilan, alumnus Akademi Teknik Jenderal Ahmad Yani (AKA, Sekarang Unjani) ini terus berdakwa

Di Puncak Popularitas


Dakwah Aa Gym, yang membahas hal-hal sederhana, ringan, aplikatif mulai dikenal masyarakat. Usaha demi usahanya pun berjalan dengan baik. Pesantren DT pun dirancang agar dapat mandiri. Akhir tahun 1990, Aa Gym aktif di dunia pergerakan Islam di Bandung, dan juga dakwah dari satu tempat ke tempat lain. Hingga awal tahun 2000-an, sosok Abdullah Gymnastiar mulai dikenal di layar Televisi dengan ceramahnya yang menyentuh kalbu.aa gym“Manajemen Qolbu bukanlah karangan saya. Saya sebetulnya hanya mengutip dari Al Quran. ‘Amat beruntung orang yang menyucikan dirinya dan merugi yang mengotorinya (QS As Syams: 9-10), dan hadits Rasulullah tentang ada satu bagian tubuh jika baik maka baik seluruhnya, jika buruk, buruk seluruhnya, itulah yang dinamakan kalbu. Menyimak dari itu, dikemaslah dalam bahasa yang lebih aktual, Manajemen Qolbu,” kenang Aa Gym.2001, Aa Gym melepas pelaksana harian DT, dan menjadi Pembina Yayasan Daarut Tauhid. Sejak saat itu pula, beliau fokus membesarkan bisnis pribadinya,

MQ Corporation. Nama Aa Gym semakin dikenal, hingga kerap muncul di layar TV, digandrungi ibu-ibu, jamaah yang tak henti-hentinya datang ke DT. Jadwalpun semakin padat, hingga Aa Gym diundang berdakwah ke mancanegara, bahkan diliput media-media Barat. Badai Ujian

Hingga pada satu titik, tahun 2006. Ketika Sang Da’i memutuskan berpoligami. Hal tersebut, dianggap sebuah ‘dosa’ oleh sebagian media mainstream, ‘penguasa’ opini di negeri ini. Hingga biduk rumahtangganya ‘diserang’ dari pelbagai arah. Kondisi pun, diakui Aa Gym berubah. Jama’ah mulai berkurang cukup drastis, hingga ia tenggelam selama sekian waktu dari layar kaca.

Diguncang badai bertubi-tubi, Aa Gym berusaha tegar. Ia menganggap itu sebagai bagian dari ujian, bukti kasih sayang Allah Ta’ala pada hambanya. “Tentang jamaah, waktu ada ujian masih ada yang datang, cuma jamaah yang datang kali ini mereka yang hanya memang mau belajar tauhid, akhlak, jadi walaupun ada gonjang ganjing tidak pernah nol,” kata Aa Gym.

Enam tahun berlalu, 2013 Aa Gym kembali diterpa isu miring tentang keluarganya, namun Aa Gym dapat  melaluinya dengan memasrahkan kepada Allah. Kepada Alhikmah, Aa Gym mengaku bahwa dulu dirinya sempat terlena dengan dunia yang Allah bukakan untuknya.

“Dulu awalnya saya sempat terlena, hanyut oleh kesenangan duniawi, ketika diuji popularitas sangat diperbudak, merasa enak. Namun kemudian saya sangat disibukkan dengan penilaian makhluk (manusia), jujur kondisi seperti itu sangat meletihkan, membuat kita hanya sibuk dengan bungkus. Dan Allah yang Maha Baik, tahu apa yang ada dalam hati saya, Allah memberikan jalannya agar saya bisa lepas dari jeratan itu semua. Mudah-mudahan dengan adanya karunia Allah dalam bentuk yang mungkin bagi orang lain ini mengaggapnya ini kejatuhan duniawi, tapi bagi keluarga kami adalah keberkahan tiada tara,” papar Aa Gym.

Alih-alih putus harapan, episode ‘Badai’ dalam kehidupannya itu justru membuat membuat Aa Gym justru kian dekat dengan sang Pemberi Ujian. “Betapa bersyukurnya saya diberikan episode dicaci maki, difitnah, dan ini bagi saya merupakan episode yang sangat menyelamatkan dari illah-illah dunia, melepaskan dari tuhan-tuhan yang lain. Jadi saya menganggap apa yang saya alami dulu merupakan karunia dan kecintaan Allah terhadap saya,” tambah Aa Gym.

Pada masa populernya Aa Gym merupakan penceramah yang di tunggu – tunggu kehadirannya di televisi.  Metode dakwahnya yang berbeda dari penceramah lainnya membuat ia di kenal banyak kalangan terutama ibu – ibu. Dakwahnya yang sederhana dan memuat materi aplikatif yang dapat di terapkan dalam kehidupan sehari – hari menjadi pendorong kepopulerannya.

Aa Gym mengenalkan metode Manajemen Qolbu sebagai landasan kita hidup di dunia. Materi yang rutin ia sampaikan dalam tiap kesempatan biasanya memiliki alur seputar tauhid, motivasi, dan hati yang bersih. Di tengah masyarakat kita yang sampai hari ini dengan islam yang benar. Aa Gym menghadirkan bahwa islam agama yang indah dan damai, sehingga masjid Aa Gym di Bandung hampir tidak kuat menampung jamaah yang sering membludak.

Bila ulama yang lainnya biasa membahas materi islam dari yang harus di terapkan seperti kewajiban shalat, kewajiban puasa dan lainnya. Aa Gym membahas hal sederhana dan mengena dalam kahidupan sehari – hari. Terutama kenapa ceramahnya lebih mengena, Aa Gym menceritakan ilmu yang memang sudah ia aplikasikan dalam pribadi dan keluarganya. Oleh para pendengarnya, Aa Gym di identikan dengan ‘ustad keluarga bahagia”. Materi cermah dan kehidupan keluarganya yang harmonis menjadi pendorong kemunculan sebutan “ustad keluarga bahagia” tersebut. Terlebih lagi ibu – ibu rumah tangga yang memang rutin datang ke Da’arut Tauhid untuk menghadiri pengajiannya jelas membuat Aa Gym sangat cocok dengan panggila di atas.

Pada bulan Desember 2006, Aa Gym memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang janda beranak tiga yang bernama Alfarini Eridani. Pernikahan kedua Aa Gym ternyata membawa reaksi keras dari para pendengar ceramah terlebih ibu – ibu. Aa Gym sendiri telah menikah dengan Hj Ninih Mutmainnah sejak tahun 1988. Mereka di karuniai tujuh orang putra dan putri.

Semua keputusannya untuk menikah lagi memang mengandung resiko yang tidak kecil. Aa Gym menerima sms bernada protes dan banyak dari jadwal – jadwal pengajian dengan undangan Aa Gym yang di batalkan. Nada protes yang di lakukan tidak hanya di sampaikan melalui sms. Media seperti blog, surat pembaca bahkan sampai ada yang berdemo turun ke jalan juga sekedar untuk memprotes keputusan Aa Gym beoligami. Dari semua protes tersebut pastinya berujung pada tingkat popularitas Aa Gym. Bisnis pribadi Aa Gym maupun yang menggunakan Aa Gym sebagai ikonnya juga terkena dampaknya.

                                     Pada Mulanya ‘Bengkel Akhlak’  Kontrakkan mungil dua kamar milik Pak Sobarna yang disewa Aa Gym dan istri (Teh Ninih Muthmainnah) di bilangan Geger Kalong Bandung itu kian didatangi para mahasiswa, terutama dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan/IKIP (Kini Universitas Pendidikan Indonesia/UPI). Mereka menyebutnya ‘Bengkel Akhlak’, lantaran materi kajiannya yang relatif ringan, namun menyejukkan jiwa. Kamar depan digunakan untuk mushala kecil, tempat Aa berbagi ilmu kepada para mahasiswa dan masyarakat sekitar. Satu kamar lagi, ia tempati bersama sang istri, yang baru saja dinikahi beberapa waktu sebelumnya.  Sambil usaha kecil-kecilan, alumnus Akademi Teknik Jenderal Ahmad Yani (AKA, Sekarang Unjani) ini terus berdakwa

Mendalami Ilmu Agama

Dari dulunya ia gemar mendalami ilmu agama guna menguatkan keimanannya. Di tahun 1980’an Aa Gym bersama beberapa rekannya sengaja datang ke Garut untuk mondok di pesantren ajengan Junaedi. Salah satu ilmu yang di pelajarinya adalah ilmu Laduni.Salah satu bidang usaha yang sempat di garap Aa Gym adalah pembuatan kaos, gantungan kunci, dan juga peralatan kantor yang di isi dengan kata atau kalimat yang mengandung religi. Bersama dengan rekan rekan se angkatan yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta (KMIW), ia menggarap ladang usaha tersebut pada tahun 1987.

Membangun Pondok Pesantren Daarut Tauhid


Kemudiam mulailah di bangun Pondok Pesantren Da’arut Tauhid Bandung dengan memanfaatkan lahan orang tua Aa Gym. Pembangunan di laksanakan sekitar tahun 1990. Lokasi pesantren tersebut kemudian pindah ke Jalan Gegerkalong Girang 38 seperti yang saat ini kita kenal. Awal mula pondok pesantren DT terinspirasi dari gerakan Al-Arqom yang ada di Malaysia. Dimana Al-Arqom telah berhasil memberdayakan kemandirian umat dengan menggunakan cara islami. Pertama kali di bangun, ponpes DT merupakan sebuah pondokan atau kosan yang memiliki 20 kamar. Kemudian tempat tersebut di beli secara langsung senilai .100 Juta. Ponpes DT mengusung konsep yang terbuka untuk semua orang dan semua kalangan berbeda dengan inspiratornya, Al-Arqom, yang identik dengan eksklusif. Dalam perkembangannya, pesantren DT di buat lebih permanen dengan bangunan tiga lantai.

Pembangunan Fasilitas


Guna mendukung aktivitas dakwah Aa Gym, maka di perlukan lembaga keuangan yang mampu mengelola arus kas agar bisa beutar positif. Maka di bentuklah sebuah Koperasi yang di beri nama Koperasi Pondok Pesantren Daarut Tauhid (Kopontren DT). Pembangunan koperasi ini sekitar tahun 1994.

Seiring makin bertambahnya jamaah Aa Gym, salah satu jamaah tersebut ada yang berinisiatif untuk membelikan tanah beserta bangunan dan berdiri di atasnya pada tahun 1995. Kelak tanah tersebut di pergunakan untuk beragam aktifitas seperti kediaman pemimpin pondok, kantor yayasan, Taman Pendidikan Al-quran (TPA), Taman Kanak-Kanak Al-quran (TKA), ruang produksi konveksi, ruang pertemuan, gudang, serta kamar para santri.

Pembangunan fisik masih terus berlanjut. Kopontren yang persis di seberang mesjid di bangun untuk lebih memaksimalkan lagi fungsinya. Pada tahun 1997, di buat untuk kantor Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), usaha penerbitan, mini market serta swalayan, dan juga wartel.

Selanjutnya, demi melebarkan jangkauan dakwah Aa Gym, di bangunlah sebuah Radio Ummat yang di beri nama MQ FM yang mengudara pada 9 Desember 1999, serta di bangun juga fasilitas lain yang nilai asetnya mencapai 6 miliar rupiah. Fasilitas tersebut adalah PT Tabloid MQ, PT Mutiara Qolbun Salim (MQS), CV House and Building (HNB), Asrama Daarul Mutmainnah 2000, Radio Bening Hati, juga Gedung serba Guna. Nama Aa Gym mulai di kenal publik pada tahun 2000 dengan di awali mengisi acara di beberapa televisi nasional. Di stasiun RCTI, Aa Gym menjadi pengisi acara dalam program Hikmah Fajar. Selain itu, ia juga mengasuh acara TV sendiri yang masih dalam naungan Hikamh Fajar dan di beri nama “Manajemen Qolbu”. Jangkauan ceramahnya juga semakin meluas dengan di bantu bidang buku dan VCD. Tercatat pada tahun 2002 Aa Gym sudah memiliki 15 usaha penerbitan dan sudah mampu menerbitkan buku sampai 15 judul. Ceramahnya yang telah di kasetkan sudah berjumlah lusinan dan tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Aa Gym makin  di kenal luas seiring makin menyebarnya ceramah Aa Gym. Bahkan jumlah undangan yang masuk guna menjadi pembicara bisa mencapai 1.200 undangan per bulannya.

Pada bulan Ramadhan, Aa Gym menjadi yang paling sibuk menerima undangan karena banyak stasiun televisi yang memintanya guna menjadi pembicara. Otomatis tarif siaran Aa Gym meningkat secara signifikan. Untuk ceramah dalam durasi 1 jam, ia di bayar senilai USD .Jiwa wirausaha Aa Gym yang memang sudah ada dari dahulu. Di mannfaatkan untuk terus memanfaatkan jumlah umat yang membludak. Supaya nanti hasilnya dapat di alirkan kembali demi kepentingan umat. Terhitung Aa Gym serius menggarap bidang media, Ia memiliki penyiaran radio, studio televisi serta  beberapa situs website. Selain itu juga ada koperasi supermarket, masjid dan pesantren dengan kapasitas  500 orang. Panti asuhan dan rumah persinggahan juga tersedia, pelatihan dan seminar – seminar pun tidak luput di garap.

Comments

Silahkan tambahkan komentar Anda