Sejarah Gunung Bromo

 Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.  Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.  Sejarah gunung Bromo tidak pernah lepas dengan cerita legenda dari Joko Seger dan Roro Anteng, cerita ini berkembang turun - temurun sampai sekarang. konon legenda ini merupakan legenda terbentuknya kawah gunung Bromo, gunung Batok dan lautan pasir yang ada di sekitar kaldera Bromo, sejarah singkatnya adalah sebagai berikut.  Pada jaman dahulu, disaat kerajaan Majapahit mengalami gejolak karena adanya banyak serangan yang mengancam kerajaan, penduduk majapahit kebingungan untuk mencari tempat yang aman. ditengah jalan akhirnya mereka berpencar menjadi dua kelompok, yang satu ke penggunungan disekitar Bromo dengan pemimpin rombongan adalah Raja dan Permaisuri dan yang satunya ke Pulau Bali.  Setelah beberapa dekade penduduk yang tinggal di kawasan Bromo mulai bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, sampai akhirnya lahirlah seorang bayi dari pasangan Raja dan Permaisuri yang diberi nama Roro Anteng. dan tak jauh dari tempat sang Raja dan Permaisuri tinggal juga lahir seorang bayi laki - laki dari keturunan Brahmana yang diberi nama Joko Seger.  Setelah mereka tumbuh dewasa, kedua anak tadi saling jatuh cinta, tetapi dalam perjalanan kisah cinta mereka ada seorang raksasa yang mencoba untuk memisahkan mereka berdua, dengan cara melamar Roro Anteng dengan cara paksa, tetapi Roro Anteng tidak bersedia dan menolak dengan cara halus, yaitu dengan meminta syarat untuk membuatkan sebuah danau di atas Gunung Bromo dengan waktu hanya satu malam. Syarat tadi diterima dan pada proses pengerjaan danau tersebut sudah hampir selesai, Raksasa tadi digagalkan dengan tipu muslihat Roro Anteng. Raksasa tadi

Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.

Sejarah gunung Bromo tidak pernah lepas dengan cerita legenda dari Joko Seger dan Roro Anteng, cerita ini berkembang turun - temurun sampai sekarang. konon legenda ini merupakan legenda terbentuknya kawah gunung Bromo, gunung Batok dan lautan pasir yang ada di sekitar kaldera Bromo, sejarah singkatnya adalah sebagai berikut.


Pada jaman dahulu, disaat kerajaan Majapahit mengalami gejolak karena adanya banyak serangan yang mengancam kerajaan, penduduk majapahit kebingungan untuk mencari tempat yang aman. ditengah jalan akhirnya mereka berpencar menjadi dua kelompok, yang satu ke penggunungan disekitar Bromo dengan pemimpin rombongan adalah Raja dan Permaisuri dan yang satunya ke Pulau Bali.

Setelah beberapa dekade penduduk yang tinggal di kawasan Bromo mulai bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, sampai akhirnya lahirlah seorang bayi dari pasangan Raja dan Permaisuri yang diberi nama Roro Anteng. dan tak jauh dari tempat sang Raja dan Permaisuri tinggal juga lahir seorang bayi laki - laki dari keturunan Brahmana yang diberi nama Joko Seger.

Setelah mereka tumbuh dewasa, kedua anak tadi saling jatuh cinta, tetapi dalam perjalanan kisah cinta mereka ada seorang raksasa yang mencoba untuk memisahkan mereka berdua, dengan cara melamar Roro Anteng dengan cara paksa, tetapi Roro Anteng tidak bersedia dan menolak dengan cara halus, yaitu dengan meminta syarat untuk membuatkan sebuah danau di atas Gunung Bromo dengan waktu hanya satu malam. Syarat tadi diterima dan pada proses pengerjaan danau tersebut sudah hampir selesai, Raksasa tadi digagalkan dengan tipu muslihat Roro Anteng. Raksasa tadi mengamuk dan melemparkan batok kelapa yang digunakan untuk menggalih danau tadi. dan konon batok kelapa tadi membesar sehingga membentuk gunung Batok, sementara danau tadi berubah menjadi sebuah kawah gunung. Itulah legenda singkat mengenai asal muasal terbentuknya Gunung Bromo.

Rute Perjalanan Ke Wisata Gunung Bromo

Untuk dapat sampai dan menikmati keindahan gunung Bromo wisatawan dapat memilih beberapa jalur transportasi yang ada. kawasan wisata ini memang sangat mudah untuk dijangkau, apabila Anda berasal dari luar Jawa Timur, Anda bisa transit dulu di Surabaya bisa di Bandara atau Stasiun Kereta Api. kemudian Anda bisa melanjutkan perjalanan menuju rute atau jalur dibawah ini. adapun jalur yang bisa dilewati untuk ke gunung Bromo adalah sebagai berikut :

1. Jalur dari Kabupaten Lumajang

Apabila Anda melewati jalur dari kabupaten Lumajang, Anda bisa menempuhnya perjalanan dari kota Lumajang menuju kecamatan senduro, dari sini Anda bisa meneruskan perjalanan menuju desa Ranu Pane, dan kemudian melewati bukit menuju ke kawasan wisata Bromo lewat kawasan Jemplang. apabila sampai di Jemplang Anda sudah bisa melihat pemandangan gunung Bromo dari kejauhan.

2. Jalur dari Malang

Untuk jalur yang melawati Malang, Anda bisa menempuh perjalanan dari kota Malang menuju ke kecamatan Tumpang - Kab. Malang, dari sini perjalanan Anda akan diteruskan ke desa Bulak Klakah, dan akan bertemu dengan jalur yang melewati Lumajang, yaitu kawasan Jemplang dan kemudian dilanjutkan melewati padang savana gunung Bromo

3. Jalur dari Pasuruan

Jalur Pasuruan adalah jalur ketiga yang bisa dilalui apabila Anda akan mengunjungi gunung Bromo, Perjalanan Anda bisa dimulai dari kota Pasuruan menuju ke kecamatan Wonorejo, dari sini Anda dapat melanjutkan ke kecamatan Warung Dowo dan kemudian ke kecamatan Tosari, dari kecamatan Tosari, Anda terus menuju ke desa Wonokitri. kemudian dilanjutkan ke Penanjakan Gunung Bromo

4. Jalur dari Probolinggo

Jalur Probolinggo sendiri merupakan jalur utama ke gunung Bromo, jalur ini merupakan jalur favorit para wisatawan, Anda akan bisa menikmati keindahan alam selama perjalanan ke gunung Bromo. apabila Anda memilih untuk melewati jalur Probolinggo, dari Surabaya perjalanan Anda akan diteruskan ke kabupaten Pasuruan, menyusuri jalan pantura kemudian masuk kabupaten Probolinggo. kemudia Anda akan menemukan pertigaan kecamatan Tongas dan dilanjutkan menuju kecamatan Lumbang, bagi anda yang masih mempunyai waktu serta ingin mengunjugi tempat wisata lain, disini Anda bisa mampir ke tempat wisata Air Terjun Madakaipura.

Setelah sampai di kecamatan Lumbang, perjalanan Anda diteruskan menuju kecamatan Sukapura kemudian mengikuti jalan menuju ke desa Cemoro Lawang dan disinilah pintu utama untuk masuk ke kawasan gunung Bromo.

Sejarah Letusan Gunung Bromo

Selama abad XX, gunung yang terkenal sebagai tempat wisata itu meletus sebanyak tiga kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2011.

Sejarah Letusan Bromo: 

2011, 2010, 2004, 2001, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955, 1950, 1948, 1940, 1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910, 1909, 1907, 1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886, 1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858, 1858, 1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822, 1823, 1820, 1815, 1804, 1775, dan 1767


Comments

Silahkan tambahkan komentar Anda