Peradaban Yunani Kuno ditinjau dari Segi Historis

  Peradaban Yunani Kuno ditinjau dari Segi Historis           Keadaan Alam Yunani Kuno  Daerah Yunani terletak di ujung tenggara Benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di Laut Aegea dan Laut Ionia masuk wilayah Yunani. Di sebelah utara, Yunani berbatasan dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki di daratan Eropa. Di sebelah timur, Yunani dikelilingi oleh Laut Aegea, di sebelah selatan dengan Laut Tengah, dan di sebelah barat dengan Laut Ionia. Yunani beriklim Laut Tengah atau iklim Mediteran yang nyaman. Di daerah ini tidak dikenal musim dingin dengan salju yang berlimpah. Di musim dingin suhu terendah masih diatas 0 Celsius, sedangkan di musim panas pengaruh Laut Tengah menyejukkan. Pantai Yunani banyak teluknya, memiliki beberapa tanah genting, seperti Peloponesos dan Chalcidia.  Sebagian besar wilayahnya bergunung-gunung sehingga negerinya terpisah antara satu dan lainnya. Dataran rendah terdapat di dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur sungai. Tanah Yunani yang bergunung-gunung itu pada umumnya tidak subur, sehingga kurang cocok untuk mengusahakan pertanian khususnya bercocok tanam. Tanahnya kurang subur untuk dapat menampung para pendatang dan penduduk setempat. Di lereng-lereng pegunungan orang dapat mengusahakan tanaman seperti gandum dan anggur. Keadaan alam yang kurang subur itu mendorong bangsa Yunani untuk meninggalkan daerah dan mencari daerah-daerah yang subur di luar daerah Yunani seperti Mesir, Palestina dan Turki. Mereka mencari tempat kediaman baru di sekitar Laut Tengah bagian Timur dan di pantai Afrika Utara. Ada pula yang menyebar ke pantai Italia Selatan dan Pulau Sisilia. Sebagian lagi menetap di pantai selatan Peran

Keadaan Alam Yunani Kuno


Daerah Yunani terletak di ujung tenggara Benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di Laut Aegea dan Laut Ionia masuk wilayah Yunani. Di sebelah utara, Yunani berbatasan dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki di daratan Eropa. Di sebelah timur, Yunani dikelilingi oleh Laut Aegea, di sebelah selatan dengan Laut Tengah, dan di sebelah barat dengan Laut Ionia. Yunani beriklim Laut Tengah atau iklim Mediteran yang nyaman. Di daerah ini tidak dikenal musim dingin dengan salju yang berlimpah. Di musim dingin suhu terendah masih diatas 0 Celsius, sedangkan di musim panas pengaruh Laut Tengah menyejukkan. Pantai Yunani banyak teluknya, memiliki beberapa tanah genting, seperti Peloponesos dan Chalcidia.

Sebagian besar wilayahnya bergunung-gunung sehingga negerinya terpisah antara satu dan lainnya. Dataran rendah terdapat di dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur sungai. Tanah Yunani yang bergunung-gunung itu pada umumnya tidak subur, sehingga kurang cocok untuk mengusahakan pertanian khususnya bercocok tanam. Tanahnya kurang subur untuk dapat menampung para pendatang dan penduduk setempat. Di lereng-lereng pegunungan orang dapat mengusahakan tanaman seperti gandum dan anggur. Keadaan alam yang kurang subur itu mendorong bangsa Yunani untuk meninggalkan daerah dan mencari daerah-daerah yang subur di luar daerah Yunani seperti Mesir, Palestina dan Turki. Mereka mencari tempat kediaman baru di sekitar Laut Tengah bagian Timur dan di pantai Afrika Utara. Ada pula yang menyebar ke pantai Italia Selatan dan Pulau Sisilia. Sebagian lagi menetap di pantai selatan Perancis. Pulau dan kepulauan antara Semenanjung Balkan dan Semenanjung Asia Minor atau Asia Kecil (barat) juga menjadi tempat kediaman mereka yang baru, termasuk daerah pantai barat Asia Kecil. Pada umumnya mereka yang pindah adalah petani (colonus) dan mendirikan koloni di negara lain. Kaum kolonis tetap memelihara hubungannya dengan Yunani sebagai negara asal (motherland). Letaknya yang strategis antara Asia dan Eropa mendorong bangsa Yunani hidup dari perdagangan dan pelayaran.


Orang-orang Yunani Pertama


Orang-orang Hellena (Hellas) adalah sebutan kuno untuk orang-orang Yunani. Semula mereka merupakan suku-suku pengembaracdari rumpun Indo-Eropa. Mereka menyerbu ke selatan, ke jazirah yang sekarang disebut Yunani antara tahun 2000 SM sampai 1000 SM. Dalam penyerbuan mereka menaklukan penduduk asli atau penduduk yang datang lebih dahulu dari mereka. Mereka tundukkan dan hancurkan kebudayaan Mikene dan Kreta. Pada kira-kira tahun 1000 SM, mereka telah menduduki jazirah Yunani, sebagian dari Asia Kecil dan kepulauan di Laut Aegea. Adapun suku-suku Hellena itu antara lain : Akhea, Ionia, Aeolia dan Doria. Di antara keempat suku ini Ionia yang berkembang paling maju. Dari nama Ionia inilah kita kenal nama Yunani sekarang. Masa antara 1000 SM sampai 800 SM dikenal dengan Zaman Homerus, menurut nama seorang penulis Yunani terkenal.nama zaman ini sebenarnya berdasarkan atas perkembangan karya-karya syairnya yang semula dituturkan dari mulut ke mulut sebelum dituliskan. Dua karyanya yang utama berjudul Iliad dan Odysseeus (Ulysses). Iliad menceritakan perang antara orang Yunani dan orang Troya. Perang ini terjadi karena Paris, putera raja Troya menculik Helena, isteri seorang raja Sparta. Orang Yunani menuntut balas dengan mengepung kota Troya. Perang itu berlarut-larut selama 10 tahun. Kedua belah pihak menunjukkan kepahlawanan masing-masing. Akhirnya kota Troya jatuh ke tangan Yunani dengan siasat “kuda Troya”. Atas usul Odysseus, dibuat sebuah kuda kayu raksasa. Dalam tubuh kuda tersebut dapat masuk beratus-ratus tentara Yunani. Orang Troya yang menyangka bahwa orang Yunani telah menarik diri, lalu menyeret kuda kayu raksasa itu ke dalam kota Troya. Pada malam hari ketika orang Troya telah tidur, maka keluarlah orang Yunani dari dalam tubuh kuda. Demikianlah dengan mudah mereka membunuh dan menaklukan kota Troya.

Syair Odysseus menceritakan pengembalaan Odysseus setelah jatuhnya kota Troya. Ia telah bertahun-tahun meninggalkan negerinya yang bernama Ithaka. Dalm perjalanan pulangnya itu ia mengalami peristiwa-peristiwa yang luar biasa. Kesudahannya ia tiba di negerinya setelah membalas dendam pada seorang pangeran yang telah mencoba merebut tahtanya. Dari cerita-cerita Homerus itu kita mendapat gambaran tentang kehidupan orang-orang Yunani pada masa-masa awalnya. Ternyata bahwa raja-raja digambarkan tidak terlalu berkuasa dan tidak terlalu kaya, kehidupan masih sederhana sekali. Diceritakan bahwa puteri-puteri raja masih mencuci pakaian sendiri di pinggir sungai dan pangeran menggembalakan ternak. Rakyat sekaligus adalah prajurit, petani dan pedagang. Kebanyakan waktu mereka digunakan untuk memerangi suku-suku lain atau beternak, bercocok tanam seperti anggur, zaitun dan gandum.


Masyarakat Yunani Kuno


Masyarakat Yunani dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu manusia bebas dan para budak. Manusia bebas terdiri dari orang-orang Yunani asli dan orang-orang asing. Perdagangan dan industi kerajinan umumnya diusahakan oleh orang asing atau pendatang. Peekerjaan kasar umumnya dikerjakan oleh para budak. Jumlah para budak di suatu polis umumnya cukup besar, yaitu 80% dari jumlah orang Yunani asli. Orang-orang asing yang berdagang atau berusaha harus membayar pajak. Mereka tidak boleh memiki tanah, tetapi mereka boleh turut memanggul senjata sebagai anggota pasukan keamanan. Orang-orang asing yang beranggap berjasa terhadap negara dapat menjadi warga negara. Tiap orang asing dapat menjadi penduduk suatu polis atas tanggungan seorang warga Yunani asli. Perlakuan dan perikehidupan para budak sepenuhnya ada di tangan majikannya. Umumnya mereka terdiri dari orang-orang bukan Yunani asli. Budak dapat berasal dari suatu peperangan, pembelian atau hukuman karena pelanggaran. Perdagangan budak ketika itu merupakan salah satu usaha yang sah. Budak yang mempunyai kepandaian apapun dipekerjakan di pertambangan. Para budak yang sudah dilatih dalam suatu keterampilan tertntu biasanya mempunyai nasib yang lebih baik. Ada diantara mereka yang membantu melayani toko, menjadi pelayan atau juru masak, dan menjahit pakaian. Ada pula yang disewakan kepada para petani atau mereka yang memiliki usaha kerajinan. Polis di daerah pantai juga tak sedikit yang menjadi budak yang dipekerjakan di kapal-kapal atau sebagai penjaga keamanan. Mereka pun dipekerjakan untuk membuat jalan raya atau dikerahkan dalam peperangan. Jasa yang diperlihatkan oleh seorang budak dalam peperangan, dapat meningkatkan kedudukan mereka menjadi warga yang bebas. Budak yang diperlakukan sangat buruk oleh majikannya dapat mengusulkan untuk dijual kepada orang lain.

Pengolahan tanah masih menggunakan alat-alat yang sederhana. Bajak buatannya masih sangat kasar. Pertanian yang menghasilkan bahan makanan pokok kurang dapat mencapai kemajuan karena tanah datar tidak banyak terdapat, tanah pegunungan yang kurang subur dan juga karena waktu turunnya hujan kurang pasti. Athena sejak permulaan sudah bergantung pada gandum yang di datangkan. Yunani memerlukan impor berbagai barang keperluannya seperti garam, ikan, kulit, kayu, dan bijih logam. Para hartawan diantara penduduk juga memerlukan permadani dari Persia. Yang diekspor antara lain adalah anggur, minyak, keramik, senjata dan perabot rumah. Perdagangan umumnya dilakukan dengan modal pinjaman. Pinjam-meminjam melalui semacam perbankan yang sederhana dilakukan dengan bunga yang tinggi. Kapal-kapal dagang dari kayu bermuatan 250 ton merupakan alat pengangkut utama di Laut Tengah. Kapal-kapal itu umumnya adalah milik pedagang yang juga pemilik barang yang diangkut.

Pergaulan hidup masyarakat Yunani ke dalam adalah pergaulan antara masyarakat polis-polis yang tersebar di dartan Yunani, di daerah pantai maupun di pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah bagian timur. Mereka mengadakan hubungan dagang dengan Funisia, Mesir dan negeri-negeri lain di Asia Barat. Ditinjau dari suatu segi bangsa Yunani hidup dalam serba keterbatasan yang disebabkan karena melembaganya pola kenegaraan polis atau negara kota. Yunani tak mungkin berkembang menjadi suatu negara besar dan mencapai hal-hal yang dapat di capai oleh suatu negara besar karena tetap terpecah menjadi polis-polis. Yang mungkin hanyalah persekutuan antara polis-polis. Persaingan antara polis-polis besar seperti antara Sparta dengan Athena, masing-masing dengan sekutunya lebih-lebih tidak mungkin memperkuat kedudukan bangsa Yunani terhadap dunia luar. Hal ini dialami ketika Yunani menghadapi serbuan raja Macedonia. Walaupun demikian kerjasama dan semacam pembagian kerja antar polis dalam menghadapi serangan Persia dapat pula berhasil dengan gemilang.

Pembinaan kebudayaan bangsa Yunani oleh polis-polis itu dimungkinkan dengan melembaganya penyelenggaraan “Olimpiade” tiap empat tahun sekali sejak tahun 776 SM. Pada pokoknya Olimpiade itu di selenggarakan dalam rangka pemujaan terhadap para dewa di Olimpia. Kepada peristiwa ini dikaitkan pertandingan-pertandingan berbagai cabang olahraga dan seni. Juga diadakan semacam pekan-raya yang memberi kesempatan kepada semua polis untuk memamerkan maupun menjual hasil kerajinan masing-masing. Dengan demikian Olimpiade merupakan alat pemersatu bangsa Yunani yang tersebar dikawasan Laut Tengah bagian timur. Maka adanya bangsa Yunani yang diikat oleh satu kebudayaan Yunani merupakan suatu kenyataan, meskipun mereka tak pernah mengenal ikatan kenegaraan yang menyeluruh.


  Peradaban Yunani Kuno ditinjau dari Segi Historis           Keadaan Alam Yunani Kuno  Daerah Yunani terletak di ujung tenggara Benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di Laut Aegea dan Laut Ionia masuk wilayah Yunani. Di sebelah utara, Yunani berbatasan dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki di daratan Eropa. Di sebelah timur, Yunani dikelilingi oleh Laut Aegea, di sebelah selatan dengan Laut Tengah, dan di sebelah barat dengan Laut Ionia. Yunani beriklim Laut Tengah atau iklim Mediteran yang nyaman. Di daerah ini tidak dikenal musim dingin dengan salju yang berlimpah. Di musim dingin suhu terendah masih diatas 0 Celsius, sedangkan di musim panas pengaruh Laut Tengah menyejukkan. Pantai Yunani banyak teluknya, memiliki beberapa tanah genting, seperti Peloponesos dan Chalcidia.  Sebagian besar wilayahnya bergunung-gunung sehingga negerinya terpisah antara satu dan lainnya. Dataran rendah terdapat di dekat laut dan terbentuk oleh endapan lumpur sungai. Tanah Yunani yang bergunung-gunung itu pada umumnya tidak subur, sehingga kurang cocok untuk mengusahakan pertanian khususnya bercocok tanam. Tanahnya kurang subur untuk dapat menampung para pendatang dan penduduk setempat. Di lereng-lereng pegunungan orang dapat mengusahakan tanaman seperti gandum dan anggur. Keadaan alam yang kurang subur itu mendorong bangsa Yunani untuk meninggalkan daerah dan mencari daerah-daerah yang subur di luar daerah Yunani seperti Mesir, Palestina dan Turki. Mereka mencari tempat kediaman baru di sekitar Laut Tengah bagian Timur dan di pantai Afrika Utara. Ada pula yang menyebar ke pantai Italia Selatan dan Pulau Sisilia. Sebagian lagi menetap di pantai selatan Peran


Garis Besar Pertumbuhan dan Perkembangan Sejarah Yunani Kuno


Antara kurang lebih tahun 2000 SM sampai 800 SM berdatanglah secara bergelombang dari arah utara suku-suku kelana ke Semenanjung Balkan bagian selatan, yaitu Yunani. Mereka datang dari daerah padang rumput di sekitar Laut Kaspia. Penduduk asli setempat ditaklukkan dan dijadikan budak. Para budak ini mengerjakan pekerjaan kasar, termasuk bercocok tanam. Mereka menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan alam yang baru. Meskipun tersebar, namun mereka menganggap negeri Yunani sebagai tanah airnya yang baru. Mereka tetap memelihara hubungan dengan tanah air itu dengan berbagai macam cara, antara lain melalui perdagangan dan pelayaran. Mereka yang ada di perantauan juga tetap memelihara kebudayaan yang serupa dengan kebudayaan negeri Yunani. Sebagai suku-suku kelana nenek-moyang bangsa Yunani telah terbiasa hidup berkelompok-kelompok. Mereka terutama hidup berpindah-pindah tempat. Ternak mereka adalah biri-biri, yang selalu memerlukan daerah padang rumput yang baru. Suku-suku kelana ini telah membiasakan diri untuk mempertahankan diri dari suku-suku kelana lainnya. Siap mempertahankan diri, atau siap untuk menyerang, merupakan salah satu ciri khas peri kehidupan mereka sebagai suku kelana. Di tempat kediamnya yang baru bangsa Yunani, yang merupakan keturunan dari suku-suku kelana itu, mulai hidup menetap. Mereka tetap hidup berkelompok-kelompok di bawah pimpinan kepala suku mereka masing-masing. Di alam yang seolah-seolah dikeping-keping oleh jalur-jalur pegunungan, tiap kelompok merupakan masyarakat yang masing-masing berdiri sendiri. Pusat kediaman mereka semacam kota atau ibukota yang diamankan dengan dinding. Daerah disekitarnya merupakan daerah pertanian atau daerah peternakan. Masyarakatnya diatur seperti dalam satu negara. Negara-negara kecil seperti itu terdapat banyak sekali di Yunani saat itu. Masing-masing berdiri sendiri dan mempunyai negara kota, karena terdiri dari sebuah kota dengan wilayah sekitarnya. Antara polis-polis itu sering terjadi peperangan. Mereka saling memperebutkan wilayah dan memperluas pengaruh. Dengan cara demikian maka timbullah polis-polis besar yang berpengaruh seperti Sparta, Athena dan Thebe. Polis-polis besar itu membawahi banyak polis-polis kecil lainnya. Tidak lagi seperti zaman Homerus, dalam sejarah selanjutnya pertumbuhan dan perkembangan Yunani dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan semakin bertambah maju dan berkembang. Dalam pertumbuhan negara-negara kota di jazirah Yunani maka ada dua negara kota yang muncul dan saling bertentangan yaitu Sparta dan Athena. Keduanya bersaing keras untuk menjadi penguasa tunggal di seluruh Yunani. Sparta terkenal sebagai negara militer. Pendidikannya ditujukan untuk menjadikan rakyat Sparta prajurit-prajurit yang kuat dan berani. Sebaliknya Athena menjadi negara demokrasi. Kata demokrasi sendiri berasal dari kata-kata Yunani yaitu demos (rakyat) dan kratein/kratos (memerintah). Jadi pemerintah oleh rakyat. Hanya “rakyat” dalam demokrasi di Athena itu masih terbatas pada “warga kota” Athena saja. Adapun budak-budak yang jumlahnya banyak sekali yang bekerja bagi kemakmuran Athena, tidak termasuk demos dan mereka tidak mempunyai hak-hak politik. Bentuk polis ini tetap bertahan sampai runtuhnya bangsa Yunani. Yunani kuno tidak pernah dipersatukan menjadi satu negara yang utuh.

Perang dengan Persia (500-479 SM) dapat mempersatukan untuk sementara Athena dan Sparta. Setelah perang berakhir dengan kemenangan di pihak Yunani, kembali Athena dan Sparta berselisih. Perselisihan itu menyebabkan keduanya berperang dalam Perang Peloponnesia (431-404 SM). Antara tahun 492-448 SM bangsa Yunani menghadapi lima kali serangan dari kerajaan Persia. Darius adalah raja Persia meluaskan kekuasaannya ke jazirah Anatolia atau Asia Minor, yang mencakup beberapa polis orang-orang Yunani. Polis-polis ini terdapat di bagian pantai barat. Athena memberikan bantuannya kepada polis-polis ini terhadap usaha Raja Darius untuk meluaskan kekuasaannya. Raja Darius menganggap bantuan Athena ini sebagai alasan untuk menyerang dan menghukum bangsa Yunani. Dalam menghadapi serangan Kerajaan Persia ini bangsa Yunani bersatu. Pasukan-pasukan Sparta unggul dalam pertempuran-pertempuran di darat. Athena dalam saat itu berhasil membuat armada besar untuk menghadapi serangan Persia dari laut. Armada besar ini di buat atas anjuran Themistokles, seorang negarawan Athena. Armada Persia yang jauh lebih besar itu berhasil dipancing untuk mendekati Teluk Salamis. Armada besar musuh berhasil dikepung dan dihancurkan oleh armada Yunani. Peristiwa ini terjadi pada serangan Persia pada tahun 479 SM di bawah pimpinan raja Xerxes yang merupakan pengganti raja Darius. Sisa-sisa pasukan darat Persia berhasil dikalahkan dan diusir dari tanah Yunani.


Beberapa akibat dari kekalahan Persia antara lain :


1. Persia menghentikan sama sekali serangan-serangannya terhadap Yunani.

2. Polis-polis Yunani di Asia Kecil dibebaskan dari kekuasaan Persia.

3. Athena berhasil membuktikan kepemimpinannya kepada bangsa Yuani dengan menghancurkan armada Persia.

4. Atas prakarsa Athena, Yunani membangun dan memelihara suatu armada yang besar bersama-sama dengan polis-polis lainnya dalam suatu ikatan kerjasama. Tujuannya adalah untuk mencegah terulangnya serangan Persia dari laut.

Setelah bahaya dari serangan Persia dapat digagalkan, Yunani mulai mengalami masa kemajuan dan kesejahteraan. Terutama kota Athena yang mengalami masa kejayaan sebagai polis terbesar dan termaju ketika itu. Athena mencerminkan lambang kemegahan bangsa Yunani. Hal ini tidak disukai oleh Sparta, yang juga merasa berjasa dalam mengalahkan tentara Persia. Sparta terus membangun dan memperkuat tentaranya. Sparta juga ingin diakui sebagai pemimpin bangsa Yunani. Dalam suasana seperti itu seluruh Yunani terbagi menjadi dua pihak, yaitu polis-polis yang tergabung di belakang Sparta dan polis-polis yang tetap mengakui Athena sebagai pemimpinnya. Sejak tahun 431 SM Yunani selama kurang lebih satu abad terlibat dalam kancah perang saudara.

Pada tahu 404 SM Sparta berhasil mengalahkan Athena. Pada tahun 371 SM Thebe berhasil meningkatkan dirinya sebagai polis yang besar pengaruhnya. Meskipun Sparta menang, namun Yunani secara keseluruhannya menjadi sangat lemah karena perang-perang saudara itu. Ternyata kemenangan-kemenangan polis-polis yang besar itu tidak membawa masa damai yang bertahan lama. Dalam keadaan demikian Parsi atau Persia kadang-kadang berusaha untuk membantu Sparta dalam menghadapi Athena. Perang saudara yang tidak ada henti-hentinya itu menyebabkan keruntuhan bangsa Yunani. Demosthenes seorang ahli pidato dari Athena, mengingatkan kepada bangsa Yunani bahwa ada ancaman serangan dari utara, yaitu dari Kerajaan Macedonia. Bahaya itu hanya dapat dielakkan dengan menghentikan perang saudara. Peringatan Demosthenes ternyata tidak dihiraukan sehingga pertikaian antar polis terus berlangsung. Kelemahan ini memudahkan Raja Macedonia yang bernama Philippus dengan mempergunakan kesempatan itu semua untuk meluaskan kekuasaannya ke arah selatan. Pada tahun 338 SM ia berhasil dengan mudah menaklukan seluruh Yunani. Setelah Philippus menjadi penguasa Yunani, maka ia bermaksud merebut Asia Kecil dari Persia. Sebelum keinginannya terlaksana raja Philippus mati terbunuh. Ia digantikan oleh putranya yang bernama Iskandar pada tahun 336 SM. Anak muda ini luar biasa dialah yang menjadi Iskandar Agung. Bagi Yunani mulai memasuki zaman baru. Dalam perjalanan penaklukan Iskandar Agung “kebudayaan Helennisme” diperkenalkan di Dunia Timur (Timur Tengah). Imperium Iskandar Agung meliputi dunia kuno yang sangat luas sejak dari India di timur, mesir, Asia Kecil sampai Yunani di barat.

Pemerintahan dan Hukum pada Masa Yunani Kuno

Yunani memiliki banyak negara kota. Diantara negara-negara kota itu ada dua negara polis yang terkemuka berikut ini.


Sparta


Menjelang akhir abad ke-7 SM, salah satu polis di Peloponessos dikuasai oleh Sparta. Namun polis itu mengadakan pemberontakan terhadap Sparta. Walaupun dengan susah payah pemberontakan itu dapat ditindas, tetapi akibat peristiwa itu berpengaruh terhadap Sparta terutama pada bidang pemerintahan, pendidikan pertahanan. Dengan segala macam cara, Sparta berusaha untuk menjaga segala kemungkinan terhadap terulangnya kembali suatu pemberontakan. Corak kehidupan Sparta digariskan oleh Lycurgus. Sekitar tahun 625 SM, negarawan tersebut mengadakan berbagai pembaharuan terhadap peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang mengatur semua perilaku warga Sparta. Dengan demikian, pada saat itu Sparta benar-benar menjadi suatu negara militer. Untuk mendukung pembentukan kekuatan militer, maka sejak lahir seorang anak laki-laki di Sparta sudah diatur dan diawasi oleh negara. Mereka sudah dibiasakan dengan cara hidup yang keras. Para pemuda harus mengikuti kegiatan olahraga dan keprajuritan sejak usia muda. Juga setiap warga Sparta dikenakan wajib militer hingga sampai usia 60 tahun. Pemerintahan Sparta dijalankan oleh dua orang raja secara turun temurun dengan kekuasaan tidak terbatas. Pemimpin sekaligus panglima militer itu dibantu oleh suatu dewan yang terdiri atas 5 orang. Kelima orang yang duduk dalam dewan itu disebut Ephor. Disamping itu, terdapat juga suatu dewan yang beranggotakan 28 orang dan terdiri atas orang-orang yang berusia 60 tahun ke atas. Dewan ini mempersapkan undang-undang diajukan kepada dewan perwakilan rakyat. Dewan perwakilan rakyat terdiri atas semua warga kota Sparta dan bersidang setiap bulan purnama. Keputusan dewan perwakilan rakyat dapat diveto oleh dewan kaum tua, yang terdiri atas 28 orang itu. Dengan adanya hak veto itu, maka sifat-sifat demokrasi di Sparta tidak dapat berkembang.

Athena


Tata pemerintahan Athena digariskan oleh Solon (549 SM). Negarwan ini melakukan beberapa pembaharuan antara lain menghapus perbudakan dan memulihkan hak rakyat sipil. Reformasinya itu selanjutnya menjadi ciri utama polis Athena. Di antara Athena dan Sparta terdapat perbedaan yang sangat mencolok dalam segala bidang. Jika di Sparta para warga mempunyai kewajiban untuk melayani negara sepenuhnya, maka di Athena hak warga negara dijamin oleh negara. Kegiatan serta perhatian setiap warga Sparta hanya ditujukan untuk tugas-tugas pemerintahan dan pertahanan negara, sedangkan warga Athena sangat besar perhatiannya terhadap kemajuan seni, olahraga, ilmu pengetahuan dan filsafat. Ilmu pengetahuan, kemerdekaan berfikir dan berpendapat menjadi sikap hidup yang kuat di masyarakat Athena. Tidak heran banyak filsuf besar seperti Socrates, Plato, Aristoteles, dan lain-lain berasal dari Athena. Kota Athena terletak di Semenanjung Atica dan tidak jauh dari pantai dengan bandarnya bernama Piracus. Penduduk Athena terdiri atas para bangsawan, kaum Hellas, para pelaut, nelayan dan pedagang. Pemerintahan di Athena semula bersifat aristokrasi tetapi kemudian menjadi demokrasi. Pada pemerintahan demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan Dewan Perwakilan Rakyat, dewan itu terdiri atas orang-orang bebas (bukan kaum Hellas). Namun dalam kenyataannyadewan ini sangat dipengaruhi oleh para orator, yaitu wakil-wakil yang pandai bicara.Pemerintahan yang tertinggi dipegang oleh 9 orang archon (pelaksana pemerintahan) yang ditentukan secara undian. Para archon ini berada di bawah pengawasan suatu dewan yang merangkap mahkamah agung bernama areopagos. Areopagos terdiri dari bekas archon.

Dalam bidang pertahanan, keamanan dipegang oleh 10 orang ahli siasat perang yang menguasai angkatan darat dan angkatan laut. Namun, lambat laun para panglima ini menjadi lebih berkuasa dari para archon. Di Athena terdapat kebiasaan untuk menjamin pembinaan demokrasi. Alasannya, jika seseorang penguasa menjadi terlalu berkuasa dan dianggap membahayakan keadaan negara, maka ia dikenakan ostracisme (ostracon adalah pecahan sebuah pot dari tanah liat). Setiap penduduk menuliskan nama orang yang dianggap berbahaya pada ostracon dan kemudian dikumpulkan. Orang yang dianggap berbahaya itu biasanya lalu digantikan atau diasingkan. Corak pemerintahan Sparta yang otokratis militer dan corak pemerintahan Athena yang demokratis menjadi prototipe corak pemerintahan modern. Corak pemerintahan Sparta berpengaruh terhadap corak pemerintahan yang didominasi kaum militer. Corak pemerintahan Athena berpengaruh pada corak pemerintahan yang didominasi kaum sipil.


Perang Persia dengan Yunani (492-484 SM)


Kerajaan Persia di bawah pimpinan Raja Darius memperluas kekuasaannya ke Asia Kecil serta menguasai polis-polis yang penduduknya terdiri atas orang-orang Yunani. Ketika Athena memberikan bantuannya kepada polis-polis itu, maka tindakan Yunani itu dijadikan alasan oleh Raja Darius untuk menyerang daratan Yunani.


Serangan Persia ke Yunani terbagi menjadi tiga periode 

Serangan pertama (492 SM) dari pasukan Persia mengalami kegagalan. Kapal-kapal Persia hancur karena dilandai badai dan topan dipantai Timur Yunani.

Serangan kedua (490 SM) dari laut berhasil menumpas dan merusak beberapa kota di Semenanjung Atica, diantaranya Athena. Kemudian pasukan Persia dapat dipukul mundur oleh pasukan Athena di bawah pimpinan Biliades.

Serangan ketiga (480 SM) serangan ini dilakukan melalui daratan dengan jumlah pasukan jauh lebih besar dari pasukan sebelumnya. Bahkan jumlah pasukan Persia jauh lebih banyak dari gabungan pasukan Sparta dan Athena. Dalam pertempuran di darat, pasukan Persia memperoleh kemenangan yang gemilang, bahkan kota Athena dibakar. Namun, berkat siasat Themistocles (negarawan Athena), armada Persia berhasil dipancing ke Teluk Salamis dan dihancurkan. Raja Xerxes (pengganti raja Dariius) dengan sisa-sisa pasukannya mengundurkan diri dari Yunani dan kemali ke Persia.

Selain mengalahkan pasukan Persia, pasukan Yunani juga berhasil membebaskan polis-polisnya yang terletak di Asia Kecil. Pada tahun 448 SM, dilaksanakan perdamaian antara Persia dan Yunani.

Masa Kejayaan Athena (450-404 SM)


Kemenangan Yunani atas Persia, membawa keharuman nama Athena di kalangan polis-polis di Yunani. Selama kurang lebih setengah abad lamanya Athena dianggap sebagai pemimpin Yunani, Athena menjadi pemimpin polis-polis yang tergabung dalam Konferensi Delos. Athena mengalami kemajuan pesat dalam segala bidang dan menjadi cermin bagi seluruh Yunani. Kemajuan-kemajuan yang dialami Athena antara lain :

Di bidang seni dan imu pengetahuan. Athena mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ketika itu di Athena terdapat sebuah gedung teater yang memuat sekitar 30000 orang. Pada-pada gedung itu dipertunjukkan karya-karya sandiwara dari Sophocles, Aeschylus, dan Aristophanes.

Muncul filosof-filosof besar, diantaranya Socrates yang berusaha untuk mendidik rakyat agar dapat berfikir bebas dan mendalam. Juga Phidios seorang arsitek yang memahat dan menghias Athena dengan gedung-gedung megah dan indah. Gedung-gedung itu di hias dengan patung-patung dewa Yunani.


Persaingan Sparta dan Athena


Kemajuan yang dicapai oleh Athena itu menimbulkan rasa iri dari polis-polis lainnya termasuk polis Sparta. Dengan demikian Yunani kembali terpecah belah menjadi dua kelompok polis yang saling berhadapan. Persaingan antara Sparta dan Athena memuncak dalam Perang Peloponessos (413-404 SM). Perseteruan dicoba diatasi melalui perjanjian perdamaian di Nicias. Namun tidak berhasil. Selama perang berlangsung, kedua polis beserta sekutu masing-masing bergantian memenangkan pertempuran. Akhirnya, kemenangan Sparta dalam pertempuran laut di Aegospotami membuat Athena menyerah sekaligus mengakhiri Perang Peloponessos. Perang Peloponessos mengakibatkan kekacauan di seluruh Yunani. Yunani menjadi terpecah-belah dan semakin lemah. Peradaban Yunani terancam runtuh.

Runtuhnya Yunani dan Munculnya Macedonia

Kekacauan dan kelemahan Yunani ini digunakan sebaik-baiknya oleh Philipus, seorang raja dari Kerajaan Macedonia. Daerah Macedonia terletak di sebelah utara daerah Yunani. Philipus mempersiapkan pasukannya yang kuat untuk menyerbu Yunani. Pada tahun 338 SM tentara Yunani yang sudah lemah. Dengan mudah dapat ditaklukan oleh pasukan Macedonia. Akibatnya, hegemoni tertinggi dipegang oleh pasukan Kerajaan Macedonia dibawah pimpinan Raja Philipus. Kerajaan Macedonia lalu merencanakan untuk menyerbu Persia, namun maksudnya itu tidak dapat dilaksanakan karena Raja Philipus mati terbunuh oleh pengawal pribadinya. Perjuangan selanjutnya diteruskan oleh putranya yang bernama Iskandar Zulkarnaen atau Iskandar Agung (336-323 SM). Itu pun merupakan keinginan ayahnya. Iskandar Zulkarnaen sudah dipersiapkan untuk melanjutkan cita-cita ayahnya itu. Salah seorang penasehat Iskandar adalah seorang filsuf Yunani terkenal, yaitu Aristoteles.

Selanjutnya Tunisia, Palestina dan Mesir dapat dikuasainya. Di Mesir Iskandar Zulkarnaen mendirikan kota baru yang bernama Iskandariyah. Iskandar Zulkarnaen yang telah berhasil menguasai wilayah yang sangat luas dari Yunani di sebelah barat sampai wilayah Timur Tengah di sebelah timur masih ingin memperluas wilayahnya sampai India. Namun, karena pasukannya tidak mau mengikuti perintahnya, Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di wilayah lembah Shindu. Akhirnya, niatnya untuk menguasai wilayah India dibatalkan, mereka kembali ke Susa ibukota Persia.

Setelah Iskandar Agung meninggal di kota Babylonia karena menderita sakit pada tahun 323 SM, kerajaannya terpecah antara lain menjadi Mesir, Syria dan Yunani-Macedonia. Iskandar adalah seorang ahli siasat perang dan pemimpin pertempuran yang ulung. Cita-citanya menaklukan Kerajaan Persia termasuk seluruh jajahannya berhasil dengan gemilang. Akan tetapi apa yang telah dicapai itu tidaklah bersifat kekal. Yang lebih berhasil dari cita-cita Iskandar adalah usaha memadukan kebudayaan Yunani dengan kebudayaan setempat. Ternyata kebudayaan baru, yaitu Hellenisme tumbuh dengan suburnya di kawasan Asia Barat Daya. Pusat utamanya adalah Iskandariyah atau Alexandria di Mesir. Sejak itulah di kawasan ini yang juga disebut Timur Tengah, tertanamlah unsur-unsur kebudayaan Yunani dalam bentuk Hellenisme.


Peninggalan Budaya


Hasil peninggalan budaya orang-orang Yunani merupakan kekayaan yang tidak ternilai. Peninggalan-peninggalannya dalam bidang seni bangunan dan seni pahat, penulisan sejarah atau seni sastra, ilmu pengetahuan Yunani memperlihatkan hasil-hasil yang mengagumkan. Peninggalan tersebut antara lain sebagai berikut.


Seni bangunan dan seni pahat


Pada masa kejayaan Yunani (476-338 SM) banyak dibangun kuil dengan gaya Doria. Karya seni bangunan dan seni pahat diciptakan sebagai tanda pengabdian terhadap dewa-dewa. Pada zaman itu, banyak kuil-kuil yang dibangun, namun kini bekas-bekasnya sedikit sekali dijumpai, antara lain Kuil Parthenon, Kuil Erechtheum yang dibangun di bukit Acropolis, Athena. Kuil Parthenon didirikan sebagai kuil terindah dan termegah pada zaman Pericles. Kuil ini di peruntukkan bagi dewi Athena. Arsiteknya bernama Ikhtinus.


Penulisan sejarah atau seni sastra


Dalam bidang sejarah, hasil kesusastraan pada umumnya ditulis untuk memuliakan para pahlawan yang telah gugur. Penulis bangsa Yunani yang terkenal adalah Homerus. Hasil karyanya yang dianggap baik dalam kesusastraan dunia adalah Kitab Illyas yang menceritakan Perang Troya. Karya Homerus yang lain adalah Kitab Odyssea. Pada zaman itu terdapat juga penulis sejarah penulis sejarah terkenal yaitu Herodotus (483-425 SM) disebut “bapak sejarah”. Ia menulis buku mengenai perang Persia dengan Yunani. Buku itu memuat keterangan berharga tentang sejarah dan adat istiadat bangsa Persia dan bangsa Mesir. Sejarawan lain adalah Thucydides (471-400 SM) menulis mengenai perang-perang Peloponnesia. Perang ini menceritakan perang antara Athena dan Sparta.


Ilmu pengetahuan


Bangsa Yunani merupakan peletak dasar ilmu pengetahuan. Pada mulanya ilmu itu semata-mata hanya menjadi bagian dari filsafat. Kemudian, ilmu pengetahuan berkembang sendiri sebagai usaha para ahli filsafat untuk menjawab rahasia keberadaan alam semesta dengan segala isinya. Kemajuan bangsa Yunani dalam bidang ilmu pengetahuan dapat dilihat dari contoh-contoh berikut ini.

§ Bangsa Yunani sudah tau bahwa bumi ini bulat dan berputar sekeliling porosnya.

§ Pythagoras ahli matematika menemukan dalam sebuah segitiga siku-siku, kedua jumlah kuadrat sisi siku-sikunya sama dengan kuadrat sisi miringnya.

§ Hipokrates dapat dianggap sebagai pelopor ilmu kedokteran. Dalam buku-bukunya seperti Aphorismen dan Prognose telah disebutkan mengenai sebab-sebab timbulnya penyakit dan car-cara mengobatinya. Salah satu warisan yang besar dari Hipokrates adalah sumpah yang diucapkan sebagai dokter “sumpah Hipocrates”. Sumpah itu menjadi dasar pegangan (code) bagi para ahli kesehatan sampai sekarang.

§ Thales dianggap sebagai “bapak ilmu pengetahuan”.

§ Democritus yang berpendapat bahwa semua yang ada dibuat dari atom yang bergerak.

Comments

Silahkan tambahkan komentar Anda