Biografi Victor Hugo

   Biografi Victor Hugo         Mulai menulis   Victor lulus dari fakultas hukum di Paris. Meski studinya ini tampak kurang berhubungan dengan tujuannya. Justru, kenangan hidupnya sebagai siswa miskinlah yang mengilhaminya menulis sosok Marius dalam novelnya "Les Misérables". Sejak 1816, Victor Hugo mulai punya ambisi selain hukum. Dia mulai mencatat, menulis ayat atau prosa, dan membuat ulasan. Pada 1821, ibunya meninggal dan Victor menikah dengan Adèle Foucher. Dari pernikahan itu, mereka punya lima anak. Pada tahun yang sama dengan pernikahannya, Victor Hugo menerbitkan buku tentang puisi, "Odes et poésies diverses". Puisi ini cukup menunjukkan sisi pribadi Victor Hugo.  Pada 1823, dia menerbitkan novel pertamanya, "Han d'Islande", yang lalu pada 1825 muncul dalam terjemahan bahasa Inggris "Hans of Iceland". Dia pun mulai terlibat dengan penulis lain yang memuja romantisisme dan mereka pun bertemu secara teratur di Bibliothèque de L'Arsenal. Victor Hugo terus-menerus tanpa henti menghasilkan karya dan memperbaiki karya-karya terdahulunya. Victor Hugo benar-benar eksis sebagai pemuja romantisisme yang sejati. Dia mampu membuat karya yang memiliki banyak kontradiksi dan memasukkan unsur yang tragis. Sehingga secara intelektual, karyanya yang rumit memang sangat berbeda dengan karya-karya pengarang sebelumnya.  Victor Hugo juga dekat dengan para penganut liberalisme, terutama

Mulai menulis


Victor lulus dari fakultas hukum di Paris. Meski studinya ini tampak kurang berhubungan dengan tujuannya. Justru, kenangan hidupnya sebagai siswa miskinlah yang mengilhaminya menulis sosok Marius dalam novelnya "Les Misérables". Sejak 1816, Victor Hugo mulai punya ambisi selain hukum. Dia mulai mencatat, menulis ayat atau prosa, dan membuat ulasan. Pada 1821, ibunya meninggal dan Victor menikah dengan Adèle Foucher. Dari pernikahan itu, mereka punya lima anak. Pada tahun yang sama dengan pernikahannya, Victor Hugo menerbitkan buku tentang puisi, "Odes et poésies diverses". Puisi ini cukup menunjukkan sisi pribadi Victor Hugo.

Pada 1823, dia menerbitkan novel pertamanya, "Han d'Islande", yang lalu pada 1825 muncul dalam terjemahan bahasa Inggris "Hans of Iceland". Dia pun mulai terlibat dengan penulis lain yang memuja romantisisme dan mereka pun bertemu secara teratur di Bibliothèque de L'Arsenal. Victor Hugo terus-menerus tanpa henti menghasilkan karya dan memperbaiki karya-karya terdahulunya. Victor Hugo benar-benar eksis sebagai pemuja romantisisme yang sejati. Dia mampu membuat karya yang memiliki banyak kontradiksi dan memasukkan unsur yang tragis. Sehingga secara intelektual, karyanya yang rumit memang sangat berbeda dengan karya-karya pengarang sebelumnya.

Victor Hugo juga dekat dengan para penganut liberalisme, terutama setelah ada pembatasan kebebasan pers. Raja Prancis Charles X kala itu melarang pertunjukan panggung karyanya "Marion de Lorme" (1829). Namun, Victor Hugo semakin ternama dengan karya-karyanya. Salah satunya, melalui novel historisnya "Notre-Dame de Paris" pada tahun 1831. Dia tidak puas hanya mengekspresikan emosi pribadi. Sehingga keresahannya tentang politik, sosial, agama pun diintegrasikan dalam karyanya. Aktivitas dramanya pun terus dicurahkan. Memang ada dua motivasi kala itu, pertama untuk menyuarakan gagasan politik dan sosialnya. Kedua, dia ingin menulis untuk aktris cantik Juliette Drouet, yang kemudian menjadi teman dekatnya.


Karya yang diakui


Prestasi sastra Hugo diakui dan dipilih pada tahun 1841, setelah tiga kali gagal terpilih dalam Akademi Prancis. Lalu, pada 1845, dia juga masuk nominasi ke Chamber of Peers. Sejak saat itu, Victor Hugo hampir berhenti mempublikasikan karyanya. Selain karena tuntutan masyarakat dan kehidupan politik, persoalan juga datang dari masalah pribadi.

Dia kehilagan Putrinya, Léopoldine, yang baru saja menikah. Putrinya secara tidak sengaja tenggelam dengan suaminya pada bulan September 1843. Luka yang dirasakan Victor dituangkan dalam puisi yang kemudian dikenal "Les Contemplations". Puisi itu terbagi menjadi "Autrefois" dan "Aujourd'hui", momen kematian putrinya menjadi tanda antara kemarin dan hari ini.

Victor menemukan kembali kelegaan saat mengerjakan sebuah novel baru, yang kemudian menjadi "Les Misérables", yang diterbitkan pada tahun 1862. Karya literatur Prancis Victor Hugo yang luar biasa sangat unik. Dia dikenal selalu menulis 100 baris ayat setiap pagi atau 20 halaman prosa. Dia sangat kuat dalam karya-karya romantisisme.

Beberapa karyanya terus diingat, seperti "Les Misérables" yang dibaca secara luas. Hugo memang penyair dari kalangan orang biasa tetapi tahu bagaimana menulis dengan kesederhanaan dan menggambarkan kekuatan kegembiraan dan kesedihan secara bersamaan.

Comments

Silahkan tambahkan komentar Anda