Sejarah Happy Holi

Sejarah Holi dimulai hampir dari abad ke-7 menurut beberapa sumber yang menyiratkan bahwa Holi adalah salah satu festival kuno dari India dengan sejarah yang kaya untuk pelaksanaannya.Holi adalah perayaan warna.Maksudnya, Holi adalah hari yang penuh dengan kesenangan dan bermain main karena merupakan salah satu perayaan di mana orang dewasa melepaskan menahan diri mereka dan menikmati festival ini seperti anak-anak. Perayaan ini terjadi saat awal musim semi di India, Nepal Bangladesh dan Negara-negara lain yang memiliki penduduk beragama Hindu. Mmm… tekniknya susah-susah gampang sih.

Pada tahap pertama mereka berkumpul jadi satu dengan pakaian yang serba putih dan harus putih nggak boleh ada warna lain. Abis itu, mereka bakal dikasih bubuk full colour, ada yang warna merah, hijau, kuning, biru, oren, ungu dan masih banyak lagi deh pokoknya. Tapi, satu orang cuma dapet satu warna aja. Naaah, disinilah tujuan festival Holi ini, yaitu Mengoleksi bubuk warna dari satu sama lain. Mereka juga dikasih pichkaris atau penyemprot air. Bubuk warna tadi dimasukkan kedalam pichkaris dan kalo festival nya udah dimulai, mereka bakal melempar bubuk dari tangan mereka atau menyemprotkan bubuk itu dari pichkaris ke orang lain. Dan biasanya dalam pichkaris juga ditambah air, jadinya air yang berwarna.

Kenapa sebagai simbol kebahagiaan? Bagi saya perayaan ini mengajarkan tentang kebahagiaan yang bisa dirasakan bersama sebagai tali persaudaraan antar manusia. Tanpa melihat golongan manapun, semua orang diajak untuk bisa menikmati perayaan ini. Mulai dari sinar matahari tepat menyinari di tengah garis lintasannya hingga purnama dengan keagungan sinarnya. JIEXPO Kemayoran, menjadi saksi tawa bahagia semua yang hadir di perayaan ini. Ribuan serbuk warna-warni melayang sana-sini ke arah semua orang di tengah pancuran air yang disediakan. Dendangan musik dari india hingga modern pun menemani kaki dan seluruh anggota badan kami untuk menari, membetuk barisan, menyamakan gerakan, berputar dan membuat gaduh. Serbuk warna-warni pun kembali dilayangkan.

Menjelang malam, kemayoran semakin ramai. Perayaan mendekati puncaknya. puluhan kembang api mengudara, menyilaukan langit malam. Sebagian berburu makanan khas india, rasa makanan yang dominan dengan santan, cengkeh, cabe dan sejenisnya. Saat itu saya merasa seperti di India, dengan ribuan orang india mengelilingi, logat khas mereka dan goyangan pala mereka saat bicara.