Tahun 1921, Bilbao kedatangan pelatih baru dari Racing Santander, Fred Pentland, tiga tahun kemudian beliau membawa Bilbao meraih juara di Copa del Rey. Tahun 1927 Fred sempat keluar dari Bilbao namun dua tahun kemudian bergabung lagi dengan Bilbao dan membawa Bilbao menjuarai La Liga dan Copa del Rey dua tahun berturut-turut sejak tahun 1930. Bilbao pun berhasil mempertahankan Piala Copa del Rey empat tahun beturut-turut dari tahun 1930 sampai tahun 1933.
Di era tahun 1940-an Bilbao telah merubah namanya menjadi Atlético Bilbao dan berhasil mengumpukan sebanyak empat Piala Copa del Rey dan satu Piala La Liga. Kedatangan pelatih Ferdinand Daucík berdampak positif bagi Bilbao, tahun 1956 beliau membawa Bilbao merebut kembali gelar ganda, La Liga dan Copa del Rey dan tahun 1958 berhasil merebut Copa del Rey kembali. Tahun 1956 Bilbao membuat debut pertama di Piala Eropa namun harus tersingkir dari klub Manchester United. Menjalani Tahun 1960-an, Bilbao hanya bisa merebut Copa del Rey lagi di tahun 1969.
Namanya adalah Athletic Club dan kemudian berubah menjadi Athletic Club de Bilbao pada 1903, pasca sukses menjuarai Copa del Rey. Athletic juga jadi cikal bakal berdirinya klub tangguh asal Madrid, Atletico Madrid, yang kemudian memilih jalan masing-masing. Kentalnya kebanggaan kedaerahan publik Basque yang sejatinya tak ingin bergabung dengan Spanyol, kemudian membuat mereka menerapkan kebijakan ekstrem pada klub kecintaan warganya tersebut. Sejak 1912 Athletic hanya boleh dibela oleh pemain keturunan Basque! Kebijakan itu dikenal dengan istilah cantera.
Meski dalam perjalanannya beberapa detail dalam cantera dilonggarkan, kebijakan tersebut terus bertahan hingga kini berusia 103 tahun! Ya, sesuai slogan kebanggan klub, con cantera y afición, no hace falta importación (dengan pemain binaan daerah dan pendukung, tidak ada kebutuhan untuk impor). Sejatinya cantera sendiri merupakan sebuah keuntungan bagi Athletic karena mencegah mereka untuk jor-joran membeli bintang asing. Klub jadi lebih fokus pada pembinaan usia muda yang otomatis menetukan takdir mereka. Keuntungan itu juga dirasakan oleh timnas Spanyol yang generasinya terus berkelanjutan.
Meski mengandalkan para pemain binaan sendiri dan keturunan Basque, prestasi Athletic di kancah persepakbolaan Spanyol tergolong mentereng. Semua gelar di Negeri Matador pernah mereka rasakan, yakni delapan kali jadi kampiun La Liga, 23 kali merengkuh Copa del Rey, dan mengoleksi sepasang Piala Super Spanyol. Secara luar biasa klub berjuluk Los Leones ini juga belum pernah merasakan pahitnya berkompetisi di kasta lebih rendah dari La Liga. Ya, bersama dua kuda pacu, Madrid dan Barca, Atheltic merupakan klub yang belum pernah sekalipun terdegradasi.
Masa kejayaan Athletic terjadi dalam dua periode, yakni tahun 1900-an dan 1980-an. Pada masa awal berdirinya La Liga, Athletic bak Madrid atau Barca di era kini yang begitu mendominasi. Mereka mampu lima kali menjuarai La Liga dan secara spektakuler menggondol Copa del Rey sebanyak 22 kali! Sayang mereka gagal berbicara banyak di kancah Eropa. Sempat terlelap beberapa musim, di era 80-an Si Singa kembali mengaum. Mengandalkan bintang legendaris macam Andoni Zubizarreta dan Andoni Goikoetxea, Athletic sukses menambah tiga gelar La Liga, serta masing-masing satu Copa del Rey dan Piala Super Spanyol. Setelahnya? Mereka lantas kembali tertidur, kali ini untuk 31 tahun lamanya. Terseok-seok di papan tengah dan bawah hingga mengancam kesucian klub yang tak pernah terdegradasi, Athletic bangkit dengan visi luar biasa manajemennya. Dimulai pada 1995, mereka mencanangkan program yang disebut 'Lezama Master Plan'.
Comments