Kini, di zaman modern, teknologi sirene sudah tidak lagi menggunakan cakram. Ketimbang menggunakan cakram, secara umum sirene zaman sekarang menggunakan dua silinder bertitik pusat yang memiliki celah sejajar dengan panjang mereka. Silinder bagian dalam berputar sedangkan yang lainnya tetap diam. Tekanan udara kemudian keluar dari silinder bagian dalam untuk kemudian keluar melalui celah silinder luar. Aliran udara yang ada secara periodik kemudian disela hingga kemudian menghasilkan suara. Setelah ditemukannya listrik, maka teknologi sirene kemudian berkembang lagi. Sirene digerakkan dengan tenaga motor listrik yang kemudian menggerakkan udara melalui sebuah kipas sentrifugal sederhana yang dipasangkan ke dalam silinder dalam. Untuk mengarahkan dan memaksimalkan suara, sirene kemudian dilengkapi dengan sebuah klakson yang berfungsi mengubah tekanan gelombang suara tinggi ke tekanan gelombang suara rendah di udara terbuka.
Alat penghasil bunyi yang memekakkan telingan ini telah ditemukan sejak tahun 1790. Orang yang menemukannya bernama John Robinson. Dia berkewarganegaraan Skotlandia. Saat pertama ditemukan, bunyi sirene tidak sekuat sekarang. Kemudian Charles Cargniard menyempurnakannya hingga menghasilan bunyi yang sangat kuat.
Dengan modifikasi tertentu, Charles berhasil menciptakan sirene yang bunyinya tetap terdengar meski berada di dalam air. Udara menjadi sumber energy yang dia manfaatkan. Lewat udara yang ditampung dalam bejana khusus hingga menghasilkan tekanan tinggi, sirene bisa dibunyikan sangat kuat. Bunyi sirene yang dibuat saat itu adalah sama dengan bunyi sirene yang saat ini kita dengar.
Tapi tahukah Anda bahwa sebenarnya John Robinson membuat sirene bukan untuk tujuan melancarkan lalu lintas kendaraan-kendaraan khusus? Semula, John merancang sirene dengan tujuan yang berbeda. Bunyi yang dihasilkan oleh sirene ingin dia jadikan unsur pelengkap dalam komposisi musik. Artinya, dia ingin menjadikan sirene sebagai salah satu alat musik. Charleslah yang kemudia ‘membelokkan’ fungsi sirene. Mulai tahun 1830-an, penggunaan uap air sebagai sumber tenaga mulai dikenal manusia. Mulai saat itu pula diciptakan sirene yang dibunyikan dengan tekanan uap air. Sirine tipe ini digunaka untuk menjadi klakson kereta api juga penghasil bunyi peringatan mercusuar pelabuhan.
Jenis
Sirene pneumatik terdiri dari cakram berlubang yang berputar-putar (cakram sirene atau rotor). Cara kerja sirene jenis ini adalah Udara yang masuk kedalam melalui lubang yang ada kemudian bergerak keluar melalui saluran yang ada (stator).Bersamaan dengan itu lubang pada cakram yang berputar mencegah dan membiarkan udara mengalir. Hal tersebut menghasilkan sebuah aliran udara yang mampat dan tipis yang kemudian menghasilkan suara. Sirene seperti ini mengonsumsi banyak energi.
Sirene Elektronik
Sirene elektronik menggabungkan sirkuit osilator, modulator, dan amplifier untuk mengatur suara yang ingin dimunculkan (contoh : suara raungan, suara menyalak, suara menusuk, suara tinggi rendah, suara selidik, dan suara manual). suara sirene ini kemudian dikeluarkan melalui speaker eksternal.
Tipe Lainnya
Sirene peluit uap dibunyikan dengan menggunakan uap dan biasa digunakan di lingkungan yang memiliki sumber uap seperti pabrik dan tempat penggergajian kayu. Pada zaman dulu, sirene ini merupakan sirene yang umum digunakan untuk peringatan terhadap bahaya kebakaran.
Fungsi klakson pada dasarnya adalah untuk komunikasi antar pengguna jalan saat berkendara, sebagaimana lampu sein, lampu rem dan lampu dim, klakson juga memberikan tanda kepada pengguna jalan yang lain akan keberadaan kendaraannya sehingga mencegah terjadinya kecelakaan. Penggunaan klakson tidak hanya pada kendaraan seperti sepeda motor dan roda empat saja, kendaraan angkutan lain seperti kereta dan kapal juga memiliki klakson tersendiri yang fungsinya dasarnya sama, yaitu untuk memperingati orang lain.
Penggunaan klakson memiliki aturan tersendiri yang diatur oleh pihak berwenang, aturan tersebut melibatkan para produsen klakson dan produsen kendaraan yaitu bahwa penggunaan klakson dibedakan jenisnya berdasarkan jenis kendaraan, misalnya klakson pada mobil dibuat lebih keras dari pada klakson sepeda motor, begitu juga klakson bus atau truk dibuat lebih keras suaranya dari pada klakson mobil, hal ini agar pengemudi yang lain dapat merespon lebih cepat dan lebih waspada karena sudah tahu jenis kendaraan yang akan lewat. Sehingga salah jika ada sepeda motor memodifikasi klaksonnya menjadi klakson yang keras seperti klakson mobil atau bahkan truk.
Referensi
http://bacaasalusul.blogspot.co.id/2016/06/asal-usul-klakson.html.
http://tau-sejarah.blogspot.co.id/2013/05/sejarah-dibalik-terciptanya-bunyi-sirene.html.
http://sigit-ravenclaw.blogspot.co.id/2011/09/sejarah-sirine.html.
Comments