Popularitas P.O.D mungkin banyak didapatkan dari lagu terbaru mereka Alive dan juga The School of HardKnocks dari soundtrack Little Nicky, dan Whatever It Takes dari film Oliver Stone yang berjudul Any Given Sunday. Album terbaru mereka, Satellite, diluncurkan pada 11 September 2001, yang bertepatan dengan serangan teroris terhadap Amerika Serikat. Satellite kini telah mendapatkan penghargaan Platinum dan merupakan karya terbesar mereka saat ini. Album sebelumnya, The Fundamental Elements of Southtown, juga telah mendapatkan Platinum dalam waktu 2 tahun. Sebelum berkoloborasi dengan Atlantic Records, mereka mengeluarkan album dengan label sendiri, Rescue Records, yakni album Brown dan Snuff The Punk (kata punk di sini ditujukan kepada Iblis).
P.O.D. telah berjalan semenjak tahun 1992, melewati pergumulan untuk mendapatkan kesempatan memasang rekaman mereka di radio lokal kampung halaman, San Diego. Disanalah lewat kenalan dari rekan-rekan yang lain, Marcos dan Wuv bertemu dan mulai jamming di banyak pesta-pesta rumah. Sonny datang hanya untuk melihat dan menjaga sepupunya, Wuv, supaya tidak terlibat masalah.
Sonny menemukan Yesus lewat penderitaan ibunya yang sekarat karena kanker. Ia kemudian berjanji untuk mencoba melakukan hal-hal yang baik dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Ia kemudian menjadi vokal utama dari band itu, sekalipun pada awalnya ia sangat tidak nyaman dalam melakukannya (di pertunjukkan-pertunjukkan awalnya, Sonny bernyanyi dengan membelakangi penonton!)
Pada tahun 1992, band itu merekrut pemain bass mereka yang berasal dari Cleveland, Traa. “Saya tidak pernah bersentuhan dengan jenis musik yang mereka mainkan. Biasanya saya hanya main straight-up jazz dan funk,” katanya pada majalah Metal Hammer. “Rasanya menyenangkan sekali bisa masuk ke dalam area-area baru seperti itu. Yang kemudian menjadi ketertarikan saya adalah mereka bukanlah orang percaya yang menjadi Kristen karena didoktrinasi atau dipaksakan. Mereka menemukan Tuhan melalui pengalaman mereka, sama seperti saya. Mereka pernah hidup sangat hancur. Mereka pernah hampir menyia-nyiakan hidup mereka. Mudah sekali di Souhtown ini (tempat mereka tinggal) untuk bergabung dengan teman-teman yang lain dan melakukan hal-hal yang buruk. Dan kehidupan gelap itu pasti menjadi nasib dari Wuv seandainya ia tidak tergabung dalam band ini; ayahnya dulu adalah bandar narkoba terbesar di San Diego. Tapi karena iman mereka berasal dari pengalaman mereka, mereka sangat mengerti apa yang disebut dengan kelemahanan; mereka tahu sulitnya untuk menjaga imanmu. Pengalaman itulah yang membuat imanmu menjadi lebih kekal, membuatnya menjadi lebih bersifat hubungan pribadi antara kamu dan Tuhan.”
Marcos setuju akan kesulitan yang band-nya hadapi. “Orang-orang selalu menunggu untuk menangkap basah kami, melihat apakah kami merokok atau berkata-kata kotor atau melakukan sesuatu yang memalukkan, dan saya biasanya akan berkata pada mereka, 'Jangan mengawasi kami seperti itu, saya tidak pernah bilang bahwa saya selalu sempurna, saya adalah manusia biasa seperti orang-orang lain yang sering melakukan kesalahan.’ Saya pikir Kekristenan telah berdiri pada sisi oposisi yang terlalu ekstrim terhadap homophobia, rasisme, dan pengasingan. Itulah yang membuat kami disisihkan dari banyak orang percaya lainnya, sama seperti halnya band ini. Itu juga yang membuat orang percaya dianggap orang luar dalam dunia musik rock. Tapi iman kamilah yang membuat kami bertahan, dan kami masing-masing memiliki pengalaman sendiri dalam menjalaninya. Iman kami tidak ada hubungannya dengan Sekolah Minggu. Ayah Wuv melihat neraka sebelum ia percaya kepada Tuhan. Ibu Sonny menjaga imannya sekallipun menghadapi sakit yang berat. Iman yang seperti itulah yang membuat kamu lebih bertahan dalam realitas, lebih daripada apa yang kamu dapat pelajari dari buku-buku atau pengkhotbah. Itulah mengapa akan menjadi sebuah kepalsuan jika kami tidak melibatkannya dalam musik kami, dan itu juga menjadi alasan mengapa kami tidak memaksakan iman apapun pada orang-orang.”
Wuv menjelaskan pada Metal-Is.com perbedaan antara ekspresi dan berkhotbah. "Kami tidak seperti memiliki agenda rahasia: 'Kita sedang dalam misi dan semua orang ini harus tahu siapa kita sebenarnya!' Kami bertumbuh dalam musik karena rasanya menyenangkan, dan setelah kami bertemu dengan Tuhan dan menyadari apa yang telah Dia perbuat untuk setiap kami, sepertinya semua orang punya opini masing-masing mengenainya, seperti 'P.O.D. sedang bercerita tentang kebaikan Tuhan kepada kita?' Jika kamu pergi ke sebuah show Marilyn Manson, kamu akan melihat ia memaksakan kepercayaan dan filosofi pribadinya pada orang-orang, lebih daripada yang dilakukan P.O.D. ! Ia bersama-sama dengan setan dan memiliki salib terbalik dan mendoktrinasi orang. Kami tidak pergi keluar dan melakukan hal seperti itu, kami hanya bermain musik, dan jika orang-orang ingin tahu siapa kami, biarlah mereka membeli CD-nya dan mereka akan menemukan tentang di sana. Mereka pasti akan berkata, 'Wow, orang-orang ini sedang berbicara tentang kehidupan, orang-orang ini sedang berbicara tentang Tuhan yang memberikan mereka kedamaian.' Itulah yang kami lakukan. Kami tidak akan berbicara bagaimana melakukan kegiatan rohanimu dan cara untuk pergi ke surga!"
Band ini berusaha untuk selalu ada ketika fans mereka inginkan dan butuhkan. “Setelah show biasanya kamu dapat menemukan kami sedang berbincang-bincang dengan anak-anak muda yang ingin berbicara, entah itu tentang show tadi, sekolah mereka, orangtua mereka, atau apapun juga. Sonny akan menghabiskan waktu berjam-jam berbincang-bincang setelah show selesai. Anak-anak muda ini bukanlah sebuah kepalsuan hidup. Mereka adalah sebagaimana mereka berpakaian dan berbicara; hardcore adalah cara mereka hidup. Kami berhutang kepada mereka sebanyak waktu yang bisa kami berikan pada mereka.”
Comments